Kalbe Farma Bidik Pertumbuhan Produk Obat Kanker Capai 30 Persen

Direktur Keuangan PT Kalbe Farma Tbk, Bernadus Karmin Winata menuturkan, perseroan senantiasa menghadirkan solusi menyeluruh yang meliputi produk preventif, diagnostik, hingga nutrisi.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 20 Apr 2021, 20:19 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menandatangani prasasti peresmian pabrik obat dan produk biologi milik PT Kalbio Global Medika (KGM), anak usaha PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) di kawasan Cikarang, Bekasi, Selasa (27/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menargetkan kontribusi pendapatan dari produk obat kanker atau onkologi mencapai 30 persen dalam 5 tahun mendatang. 

Direktur Keuangan PT Kalbe Farma Tbk, Bernadus Karmin Winata menuturkan, perseroan senantiasa menghadirkan solusi menyeluruh yang meliputi produk preventif, diagnostik, hingga nutrisi.

Bernadus mengungkapkan, kontribusi produk onkologi mendekati 10 persen terhadap pendapatan total perseroan. Diperkirakan, untuk waktu dekat produk ini belum akan mencatatkan kontribusi signifikan. Namun, Bernadus cukup optimistis untuk kontribusinya dalam jangka panjang.

"Dalam 1-2 tahun ini mungkin peningkatannya tidak akan terlalu besar. Jadi menurut saya tahun depan itu 12 persen, next 5 tahun baru akan muncul kontribusi yang lebih besar,” kata dia dalam diskusi virtual, Selasa (20/4/2021).

Di sisi lain, melalui anak usahanya Kalbe Genexine Biologic, Kalbe Farma tengah mempersiapkan beberapa temuan baru terkait immuno onkologi untuk dilakukan uji coba sebelum dipasarkan. Sehingga Kedepan diharapkan total produksi kian meningkat.

"Kalbe Genexine Biologic, yaitu divisi biologic kita, mereka melakukan pipelining yang sifatnya temuan baru khusus di bidang immuno onkologi. Jadi beberapa produk masih trial perlu kita selesaikan, jangka menengah 3-5 tahun ke depan dapat membawa kontribusi besar," kata Bernadus.

Bernadus mengklaim, produk onkologi berbasis bahan kimia untuk kemoterapi yang diproduksi Kalbe Farma merupakan market leader, lantaran pemainnya yang sedikit.

"Sampai dengan 3 tahun ke depan kontribusinya bisa 12 persen sampai 14 persen. Tapi 5 tahun ke atas kontribusi itu akan meningkat, minimum bisa mendekati 25-30 persen dari total pendapatan farmasi," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Ikut Distribusi Vaksin COVID-19

Ilustrasi Kalbe Farma

Sebelumnya, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) melalui anak usahanya PT  Enseval Putra Megatrading Tbk (EPMT) mendapatkan kontrak layanan distribusi vaksin hasil kerja sama dengan PT Bio Farma (Persero).

Meski begitu, Perseroan enggan menakar keuntungan dari sisi komersial atas kontribusinya sebagai distributor vaksin covid-19. Direktur Keuangan PT Kalbe Farma Tbk, Bernadus Karmin Winata menuturkan, hal ini lantaran Perseroan tidak tahu secara pasti kuantitas vaksin yang akan didistribusikan oleh EPMT.

Bernadus mengatakan, EPMT mendapat bagian untuk mendistribusikan vaksin di tujuh provinsi yang sebagian besar berada di Sumatera. Sekitar dua di antaranya merupakan provinsi di Kalimantan.

"Oleh karena itu, kita tidak terlalu menghitung dari segi komersialnya karena distribusi itu saja. Dan kalau sudah begitu kita juga tidak tahu akan berapa besar didistribusikan karena itu sangat tergantung dari pusat dalam hal ini Biofarma. Berapa ketersediaan vaksinnya dan bagaimana, dia yang menentukan policynya,” ujar Bernadus dalam diskusi virtual, Selasa (20/4/2021).

"Itu membuat kita menjadi sangat sulit untuk mengestimasi dari segi komersial,” ia menambahkan.

Bernadus menekankan, perseroan hanya salah satu distributor yang membantu pemerintah mendistribusikan vaksin ke seluruh Indonesia. Untuk itu, ia menilai hal kontribusi EPMT sebaiknya tak perlu dikalkulasikan secara komersil.

"Jadi ya lebih baik kita tidak berhitung atau mengestimasinya , ataupun percaya itu sangat luar biasa pengaruhnya terhadap kinerja dari kami,” pungkas dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya