6 Cara agar Kebahagiaan Bisa Bertahan Lebih Lama Menurut Psikolog

Kebahagiaan harus diupayakan, tapi bagaimana caranya agar bertahan dalam jangka waktu panjang? Begini kata psikolog.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Apr 2021, 06:02 WIB
Ilustrasi seseorang yang sedang bahagia. (dok. Unsplash/ Bruce Mars)

Liputan6.com, Jakarta - Kebahagiaan harus diupayakan, tapi kerap tidak bertahan dalam jangka waktu panjang. Apa yang terjadi sebenarnya? Dilansir dari JapanTimes, Selasa, 20 April 2021, seorang profesor psikolog di University of Minnesota Duluth, Rhea Owens meneliti tentang intervensi psikologi positif dalam praktik konseling.

Penelitian tersebut menunjukkan, ketika mengalami suatu hal yang baik atau buruk, kita akan merasakan perasaan bahagia yang melonjak ataupun penurunan kebahagiaan. Hal ini biasa dikenal dengan Adaptasi Hedonis yang merupakan konsep psikologi untuk menggambarkan bagaimana orang cenderung dapat beradaptasi dengan peristiwa baik atau buruk.

Kondisi tersebut kemudian akan kembali pada posisi netral seperti sebelum peristiwa itu terjadi. Agar perasaan bahagia bisa bertahan lama, kita perlu mengatasi hal tersebut dengan cara menerima perkembangan dan mengurangi kekhawatiran yang berlebihan. Berikut beberapa hal yang bisa anda lakukan untuk mencapai kebahagiaan jangka panjang.

1. Jangan Memaksakan Diri Sendiri

Owens mengatakan bahwa kita tidak boleh memaksakan diri sendiri. Apabila kita tidak bahagia karena khawatir akan hal buruk di masa depan, hal tersebut tidak perlu dipaksakan berubah. Terima saja kenyataan atas perasaan saat itu.

Cara ini disebut dengan pesimisme defensif yang merupakan sebuah bentuk pesimisme yang mungkin adaptif bagi individu. Pesimisme defensif dapat membantu seseorang agar lebih bisa mengendalikan diri di situasi yang buruk.

2. Nikmati Setiap Momen yang Ada

Memeluk seseorang yang disayangi setelah sekian lama tidak bertemu merupakan momen yang berharga. Kita pasti akan menikmati momen tersebut. Bahkan, hal-hal biasa dapat terasa istimewa apabila kita meluangkan waktu sejenak untuk menikmati momen-momen di masa lalu.

Owens merekomendasikan kepada setiap orang untuk meluangkan waktunya setiap kali terjadi hal-hal yang ada. Tidak peduli seberapa kecil hal tersebut, kita harus benar-benar menikmatinya.

3. Kagumi Setiap Hal Sebanyak Kita Bisa

Pada 2015, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Emotion menunjukkan bahwa partisipan, dalam hal ini mahasiswa, yang mengalami lebih banyak emosi adalah peserta yang paling sering merasa kagum. Para peneliti menemukan bahwa rasa kagum dapat membuat kita merasa lebih murah hati.

Rasa kagum bisa datang ketika kita jalan-jalan ke suatu tempat dan menemukan tempat yang begitu indah. Bahkan, Allen Klein, penulis “The Awe Factor” mengatakan jalan-jalan di sekitar rumah juga dapat mendatangkan rasa kagum saat kita menemukan hal-hal kecil di jalan.

 

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


4. Selalu Bersyukur dan Bersikap Baik

Ilustrasi orang bahagia. Sumber foto: unsplash.com/Brooke Cagle.

Segala tindakan baik cenderung dapat meningkatkan penilaian orang tentang kebahagiaan mereka. Maka, kita semestinya selalu bersyukur dan selalu melakukan hal-hal baik kepada setiap orang.

"Saya pikir kita semua bisa menggunakan lebih banyak kebaikan sekarang," kata Owens.

Sebuah studi pada 2021 yang diterbitkan dalam The Journal of Positive Psychology oleh para peneliti di University of California, Riverside menemukan bahwa mengingat kembali hal-hal baik di masa lalu dapat menumbuhkan perasaan untuk melakukan hal baik lagi.

5. Mencari Kebahagiaan saat Depresi Bukanlah Solusi

Ketika kita merasa depresi dengan keadaan yang ada, bekerja untuk membuat kita bahagia mungkin bukanlah obat dari masalah ini. Menurut, Jeff Ditzell, psikiater yang tinggal di New York, kebalikan dari depresi bukanlah kebahagiaan.

Apabila kita bergaul dengan sekelompok orang yang juga mengalami depresi dan merasa perlahan-lahan depresi itu berkurang, hal itu juga bukanlah obat dari masalah ini. Depresi harus ditangani oleh seorang profesional terkait kesehatan mental.

6. Jadwalkan Aktivitas

Meskipun kita masih belum mengetahui bagaimana masa depankita selama beberapa hari ke depan, kita dapat menjadwalkan aktivitas yang akan kita lakukan sebagai antisipasi. Fakta menunjukkan, mengantisipasi sebuah persitiwa terkadang dapat membuat kita bahagia, seperti merencanakan kegiatan pesta. Mungkin rencana itu terlalu dini untuk direncanakan, namun kita pasti akan menyukai ketika merencanakan menu, mempersiapkan dekorasi, mempersiapkan rangkaian acara, dan lain sebagainya. (Dinda Rizky Amalia Siregar)


4 Tips Jaga Kesehatan Mental

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya