Liputan6.com, Jakarta - Keselamatan berkendara di Indonesia dinilai masih rendah jika dibandingkan dengan negara dari Eropa dan Amerika. Hal ini diungkapkan oleh Dirjen Perhubungan Darat, Budi Setyadi, dalam webinar yang dilakukan Kementerian Perhubungan pada Selasa (20/4/2021).
Dalam penjelasannya tersebut, Budi Setyadi, menjelaskan bahwa saat ini angka kecelakaan di Indonesia masih sangat tinggi dibandingkan dnegan negara di Eropa dan Amerika.
Advertisement
Hal tersebut, menurut Budi lantaran kesadaran dari perilaku pengemudi yang tidak menguasai kendaraannya. Alhasil, angka kecelakaan di Indonesia masih belum bisa ditekan dan mayoritas kecelakaan tersebut terjadi karena human error.
"Sebanyak 61 persen kecelakaan terjadi karena faktor manusia, 30 persen faktor sarana prasarana dan 9 persen faktor pemenuhan persyaratan laik jalan," jelas Budi, dalam webinar dengan tema "Sinergi Pemerintah dan Operator dalam Mewujudkan Angkutan yang Berkeselamatan.
Bahkan, lebih lanjut, Budi, menyebutkan bahwa angka kecelakaan dan tingkat fatalitas di Indonesia dari 2001 sampai 2018 cenderung mengalami peningkatan dibanding dengan Eropa dan Amerika yang angka fatalitasnya menurut.
Simak Video Pilihan Berikut Ini
Pengguna Jalan Kurang Mahir Terhadap Kendaraannya
Menurutnya, penyebabnya adalah karena perilaku dari pengguna jalan di Indonesia yang belum mahir serta sering abai dengan kondisi sekitar.
"Perilaku pengemudi yang menjadi penyebab kecelakaan yaitu karena tidak menguasai kendaran seperti pengereman, tidak menjaga jarak aman, ceroboh saat mau berbelok, ceroboh saat meu mendahului kendaraan lain, dan melebihi batas kecepatan," papar Budi.
Sementara itu, menanggapi hal tersebut, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, juga menjelaskan bahwa tingkat kecelakaan lalu lintas masih tinggi di Indonesia. Terlebih untuk sektor kendaraan yang melibatkan angkutan orang yang menjadi penyumbang kecelakaan ketiga terbesar di Tanah Air.
"Kecelakaan yang melibatkan angkutan orang (bus) dan angkutan barang (truk) merupakan jenis kecelakaan ketiga terbesar setelah sepeda motor dan mobil pribadi," tandas Budi Karya Sumadi.
Advertisement