Liputan6.com, Gaza - Nyaris seluruh Jalur Gaza berubah menjadi zona merah COVID-19 selama Ramadhan 2021. Kasus harian bisa melewati 1.000 kasus dalam beberapa pekan terakhir.
Laporan Daily Sabah, Rabu (21/4/2021), laju positif di Gaza mencapai 30 persen sampai 38 persen pada seluruh individu yang dites. Rumah sakit sudah kesulitan karena ruang ICU yang terbatas.
Baca Juga
Advertisement
Vaksin juga terbatas di Jalur Gaza. Sejauh ini, Gaza hanya mendapatkan 80 ribu dosis vaksin COVID-19, padahal ada lebih dari dua juta orang di Jalur Gaza.
Hal ini pun menjadi tantangan bagi pengusaha di Gaza karena Ramadan dianggap sebagai saat untuk meningkatkan penjualan.
Otoritas Palestina telah menerapkan pembatasan sosial seperti jam malam dan melarang pergerakan kendaraan selepas pukul 19.00. Warga diminta tetap memakai masker dan menerapkan jaga jarak selama beraktivitas di Ramadhan ini.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Kekhawatiran
Seorang warga bernama Susanne (41) mengungkap rasa takut di situs International Committee of the Red Cross (ICRC). Ia khawatir pada keselamatan anaknya.
"Situasinya menakukan. Setiap hari saya melihat orang-orang meninggal akibat COVID-19," ujarnya.
Sementara, pegawai kosmetik bernama Rawan (26) menyebut tidak bisa menutup tempatnya berjualan karena musim Ramadan dinilai penting bagi penjualan.
"Saya mengikuti berita tentang COVID-19 dan gelombang kedua atau ketiga di Gaza, sebutlah sesukamu. Virusnya akan tetap bersama kita dan kita harus beradaptasi untuk hidup bersamanya. Ramadhan adalah musim yang baik untuk meningkatkan penjualan, saya tidak bisa tutup dalam situasi apapun," ujarnya.
Advertisement