Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Adhi Karya, Entus Asnawi Mukhson mengatakan, pihaknya bakal terlibat dalam pembangunan Ibu Kota baru di Kalimantan Timur. Hingga kini pihaknya, sudah ancang-ancang mengikuti berbagai rencana proyek di lokasi tersebut.
"Memang yang santer kemarin yang sudah ada gambarnya keluar. Misalnya istana, ada kantor kepresidenan, dan sebagainya. Ini informasi pada saatnya bidding nanti ikut, mudah-mudahan memang bisa ikut terlibat," katanya, Jakarta, Rabu (21/4).
Advertisement
Nantinya, kata Entus, pihaknya akan berupaya menggarap berbagai proyek seperti membangun masjid, gedung dan sarana prasarana ibu kota baru. Kemudian nanti juga akan terlibat dalam pembangunan fasilitas penunjang seperti jalan dan bendungan untuk air bersih.
"Kalau pembangunan ibu kota baru yang sekarang dilakukan bukan hanya di kantor barunya tapi fasilitas-fasilitas penunjangnya. Ini mulai bendungan, ada peningkatan jalan, memang sudah dimulai kelihatan dibuka tendernya kita ikuti. Tentu kami akan ikut serta di proyek IKN," kata Entus.
Dia menambahkan, letak ibu kota baru cukup memakan banyak lahan. Dalam pengharapan lahan tersebut tentu membutuhkan partisipasi BUMN, terutama partisipasi dari BUMN Karya.
"Yang di awal-awal ini memang penanganan lahan itu luas sekali. Saya kira nanti akan banyak yang terlibat terutama karya-karya dan tentu kita juga nanti akan ikut di pekerjaan itu," tandasnya.
Anggun P. Situmorang
Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Meski Laba Anjlok 96 Persen, Adhi Karya Tak Jadi Rugi Rp 200 Miliar
PT Adhi Karya (Persero) Tbk mencatat penurunan laba bersih hingga 96 persen pada 2020 akibat pandemi Covid-19. Besaran laba yang diterima perseroan turun drastis dari Rp 663,8 miliar di 2019 menjadi hanya Rp 23,98 miliar pada 2020.
Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi Mukhson menceritakan, penurunan laba bersih tersebut memang sebuah fakta yang harus pihaknya hadapi agar bisa lolos dari situasi pandemi di 2020. Menindaki situasi tersebut, ia segera membuat skenario perencanaan terkait dampak daripada Covid-19 terhadap perseroan untuk 3-9 bulan ke depan.
Alhasil Adhi Karya tetap bisa sedikit lolos dengan meraup sedikit penurunan dari penurunan laba bersih. Padahal sebelumnya tim manajemen memperkirakan BUMN Karya tersebut potensi merugi Rp 200 miliar.
"Memang pada saat itu kami menemukan kami akan merugi Rp 200 miliar jika kami tidak melakukan apa-apa. Padahal yang terjadi akan ada proyek yang turun," kata Entus dalam sesi webinar, Rabu (21/4/2021).
Entus mengatakan, pihaknya kemudian melakukan efisiensi guna menutup biaya yang muncul akibat penanganan Covid-19 di lingkungan Adhi Karya. Salah satunya dengan menjaga biaya operasi supaya bisa ditutup dengan laba usaha yang ada.
"Efisiensi kebetulan pada saat pandemi perjalanan dinas tinjauan dan sebagainya kita bisa kurangi. Meeting juga tidak perlu hotel, dan transport bisa melakukan secara efisien. Ini dan dampaknya lumayan luar biasa efisiensinya," terangnya.
Advertisement