Menperin: Kinerja Industri Tekstil dan Pakaian Jadi Capai USD 10,62 Miliar di 2020

Industri tekstil dan pakaian jadi sebagai salah satu sektor industri prioritas pada program Making Indonesia 4.0.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Apr 2021, 13:30 WIB
Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita. (Foto: Kemenperin)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjadi salah satu pembicara dalam acara Opening Ceremony inaFashion Smesco Online Expo 2021, Rabu (21/4).

Dalam kesempatan itu, Menperin Agus mengungkapkan bahwa industri tekstil dan pakaian jadi sebagai salah satu sektor industri prioritas pada program Making Indonesia 4.0.

"Sehingga, (industri tekstil dan pakaian jadi) penting untuk dikembangkan," ungkap dia.

Dia mencatat, pada tahun 2020 lalu, kinerja industri tekstil dan pakaian jadi mampu mencapai USD10,62 miliar. "Sedangkan kontribusinya terhadap PDB (Pendapatan Domestik Bruto) industri pengolahan non migas sebesar 6,76 persen," paparnya.

Mengacu pada segala potensi dan keunggulan yang dimiliki sektor industri tekstil dan pakaian jadi tersebut, kata Menperin, pada kesempatan ini dirinya kembali mengajak seluruh stakeholders terkait bersama masyarakat Indonesia untuk turut menyukseskan penyelenggaraan inaFashion Smesco Online Expo 2021. Diantaranya dengan membeli berbagai produk fashion lokal yang ditawarkan.

Menurutnya, cara tersebut efektif untuk meningkatkan kinerja industri tekstil dan pakaian jadi di tahun ini. Sehingga kemampuan daya saing industri tekstil dan pakaian jadi Indonesia kian mantap di kancah global menyusul tingginya kepercayaan pasar domestik.

"Memajukan industri fashion nasional (ialah) dengan selalu mempromosikan dan menggunakan produk fashion dalam negeri,# ujar dia menekankan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kontribusi Industri Kimia, Tekstil dan Farmasi di Ekonomi Nasional Capai 4,48 Persen

Pekerja menata bahan kain dagangan di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Kamis (1/4/2021). Kementerian Perindustrian mendorong pengembangan bahan baku tekstil yang berbasis serat sintetis untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku tekstil impor. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil dan Farmasi (IKFT) Kementerian Perindustrian Muhammad Khayam, mengatakan bahwa pertumbuhan industri IKFT sepanjang 2020 mengalami kontraksi hingga minus 1,49 persen.

“Kondisi pertumbuhan industri Kimia, Tekstil, dan farmasi 2020 masih mengalami kontraksi minus 1,49 persen tapi itu lebih baik dibanding rata-rata industri pengolahan non-migas minus 2,52 persen,” kata Dirjen Muhammad Khayam dalam diskusi virtual Industri Farmasi, Prioritas Baru Making Indonesia 4.0, Jumat (16/4/2021).

Kendati sektor IKFT mengalami kontraksi, namun kata Khayam ada satu subsektor industri kimia tekstil dan farmasi yang pertumbuhannya baik yakni plus 9,3 persen sepanjang 2020.

Lebih lanjut, Khayam menyebutkan secara rinci, kontribusi sektor IKFT terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 sebesar 4,48 persen. Kemudian nilai ekspor IKFT mencapai 33,99 persen dari total ekspor nasional. 

Oleh karena itu, dalam rangka penyelenggaraan Hannover Messe 2021, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berharap kinerja sektor IKFT tahun 2021 dan seterusnya semakin membaik. Bahkan kini Pemerintah menambahkan menjadi 7 sektor yang menjadi prioritas.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya