Keluhan Petani Indramayu ke Jokowi: Pupuk Subsidi Sering Hilang, Sulit Dicari

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapatkan keluhan soal pupuk subsidi dari petani di Desa Wanasari, Kabupaten Indramayu, saat melakukan kunjungan kerja.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Apr 2021, 13:15 WIB
Presiden Jokowi berjalan di tengah sawah saat meninjau irigasi di Desa Waimital, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (14/2). Program tersebut diharapkan Jokowi bisa meningkatkan daya beli masyarakat. (Liputan6.com/Pool/Biro Pers Setpres)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapatkan keluhan soal pupuk subsidi dari petani di Desa Wanasari, Kabupaten Indramayu, saat melakukan kunjungan kerja memantau proses panen padi, Rabu (21/4/2021).

“Tadi ada keluhan dari para petani, misalnya harga pupuk subsidi terutama yang masih sering hilang pupuknya sulit dicari. Ini masukan yang baik,” kata Jokowi.

Kendati begitu, walaupun para petani di sana mendapatkan kesulitan dalam hal pupuk subsidi, namun hasil panen di Wanasari cukup membanggakan, yakni panen yang diperoleh mencapai 7 sampai 8 ton.

“Pagi hari ini saya berada di Desa Wanasari Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, untuk  melihat secara langsung panen yang dilakukan di sini dan saya melihat pertama hasil panennya bagus bisa mencapai 7 sampai 8 ton,” ujar Jokowi.

Selain itu harga gabah padi disana juga sudah naik sebesar Rp 4.200 per kilogram. Lanjut, Jokowi mengatakan, disamping terkendala sulitnya mendapatkan pupuk subsidi. Para petani juga mengeluhkan sulitnya dalam tenaga kerja.

“Pada saat panen bersamaan itu kesulitan dalam tenaga kerja untuk panen. Sehingga tadi para petani menginginkan untuk diberikan combine, dan sudah saya iyakan termasuk traktor dan akan segera dikirim,” ujarnya.

Dengan upaya tersebut, hal itu sejalan dengan komitmen Jokowi yang menginginkan agar sektor pertanian terus berkembang dan produksi padinya semakin meningkat. Sehingga ketahanan pangan Indonesia bisa semakin kuat.

“Kita ingin terus membangun sebuah pertanian yang semakin baik produksinya dan kita harapkan akan menjadi sebuah ketahanan pangan bagi negara kita Indonesia. Tentu saja kita juga ingin swasembada,” ungkap Jokowi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Impor Beras

Presiden Jokowi menyusuri pematang sawah. (Instagram.com/jokowi)

Disisi lain, Jokowi menegaskan, memang Pemerintah sebetulnya tidak suka untuk melakukan impor beras. Tapi karena suatu hal, mau tidak mau Pemerintah Indonesia harus impor beras untuk menjamin kebutuhan masyarakat.

“Pemerintah tadi sudah saya sampaikan bahwa sebetulnya tidak senang dan tidak suka yang namanya impor beras. Tetapi karena itung-itungan banyak yang kena banjir kemudian pandemi kadang-kadang memang itung-itungan kalkulasi itu waduh ini kurang sehingga perlu tambahan untuk cadangan,” jelasnya.

Meski demikian, Jokowi memastikan Pemerintah tidak akan impor beras sampai Juni bahkan hingga akhir tahun 2021, apabila produksi beras lokal bagus.

“Tapi kemarin sudah kita putuskan bahwa sampai Juni tidak ada import insya Allah nanti juga sampai akhir tahun kalau kita tahan produksinya bagus. Berarti juga tidak akan impor,” pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya