Liputan6.com, Jakarta - Video bule di Bali melukis masker di wajahnya demi mengelabui satpam viral di media sosial. Warganet Indonesia pun menanggapinya dengan beragam, kebanyakan dari mereka marah atas aksi itu. Menurut penelusuran, bule tersebut diketahui bernama Josh Paler Lin dan Lisha. Josh dikenal sebagai Youtuber yang kerap membuat konten prank.
Video itu bermula saat keduanya ingin mengunjungi salah satu pasar swalayan. Namun satpam tak mengizinkan teman wanita Josh masuk lantaran dia tidak memakai masket. Bukannya mengambil masker, Josh malah melukis masker di wajah teman wanitanya itu, hingga dirinya bisa masuk tanpa masker. Alih-alih menghibur, video itu justru mendapat kecaman dari warganet Indonesia. Komentar-komentar pedas pun melayang, hingga akhirnya media sosial keduanya diprivate alias dikunci.
Advertisement
Simak juga video pilihan berikut ini:
Viral di Medsos Petugas Parkir Dianiaya karena Uang Rp4 Ribu
Pengendara mobil pikap terekam CCTV memukuli penjaga loket parkir hanya karena uang Rp4.000. Pelaku kemudian menabrak palang otomatis hingga menyebabkan fasilitas tersebut rusak. Aksi pengendara mobil pikap ini viral di media sosial. Insiden tersebut terjadi pada Selasa (20/4/2021) di kawasan Industri Makassar, tepatnya Jalan Kima Pos 3, Kecamatan Biringkanaya.
Dari rekaman CCTV terlihat, pelaku datang mengendarai mobil, kemudian turun dari kendaraanya dan memukul penjaga loket di bagian wajah dan perut. Korban ketakutan dan sempat meminta tolong warga sekitar. Lalu pengendara tersebut masuk ke dalam mobil dan menabrak palang pintu otomatis milik PT Kima itu. Pelaku diketahui tidak mau membayar parker Rp4 ribu.
Bermodal alat bukti rekaman CCTV, kasus penganiayaan dan perusakan ini telah dilaporkan ke Polsek Polsek Biringkanaya. Polisi kini tengah memburu pelaku.
Advertisement
Pelecehan Bantuan Sebutir Telur Sebungkus Mi Instan dan Sekilo Beras di NTT
Para korban banjir bandang di Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) merasa kesal. Bukan tanpa sebab, pasalnya merak hanya mendapat bantuan berupa sebutir telur, sebungkus mi instan, dan sekilo beras. Warga merasa bantuan tersebut sebagai penghinaan yang luar biasa.
Amtiran, seorang warga mengatakan, bantuan tersebut seperti lelucon. Tanpa bantuan pemerintah itu, katanya, mereka masih bisa hidup dengan hasil kebun berupa pisang dan ubi. Dirinya hanya tak habis pikir, kok ada bantuan model begitu. Yuli, warga korban banjir lainnya menyebut, bantuan dari pihak lain justru lebih manusiawi ketimbang bantuan yang disebutnya dari pemerintah itu.
Camat setempat, Kornelis Nenoharan mengatakan, bantuan yang datang memang harus dibagi rata. Dirinya mengakui, jumlah bantuan beras dan mi instan tidak cukup. Namun dirinya memastikan, bantuan bisa sampai dengan rata ke tiap orang.