Transaksi Harian Saham Turun, Investor Pindah ke Uang Kripto?

Transaksi harian saham tercatat berkurang di pasar modal Indonesia. Bahkan transaksi harian saham di bawah Rp 10 triliun.

oleh Dian Tami KosasihPipit Ika Ramadhani diperbarui 21 Apr 2021, 18:39 WIB
Karyawan mengambil gambar layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Transaksi harian saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) berkurang sejak akhir pekan lalu. Transaksi harian saham tercatat di bawah Rp 10 triliun sejak awal April 2021.

Bahkan transaksi harian saham tercatat Rp 7,6 triliun pada 21 April 2021. Sementara itu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,75 persen ke 5.993,24 pada penutupan sesi II, Rabu, 21 April 2021.

Melihat hal ini, Koordinator Komite Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI), Rudy Utomo menegaskan, penurunan yang terjadi tak ada kaitannya dengan Ramadan.

"Kalau menurut saya transaksi apapun ada siklus, kapan ramai, kapan sepi. Ada siklus kapan naik, kapan turun. Ini masih biasa, memang secara volume transaksi memang turun tapi kalau lihat tahun lalu Maret April juga sepi," ujar dia kepada Liputan6.com, Rabu (21/4/2021).

Meski demikian, Rudy tak menampik bila fenomema bitcoin saat ini banyak dilirik investor. Namun, Ia menegaskan profil investor yang investasi di saham dan bitcoin berbeda.

"Memang sekarang ini katanya lari ke bitcoin, padahal bitcoin ini kan sudah dari beberapa tahun lalu ya. Mungkin sekarang lagi euforia saja, ada kenaikan bitcoin. Tapi menurut saya sejauh ini traksaksi masih cukup wajar untuk penurunan," ujarnya.

Analis Panin Sekuritas, William Hartanto menjelaskan, tren penurunan ini juga dibayangi potensi perpindahan ke bitcoin. Hal ini menyusul IPO besar-besaran Coinbase beberapa waktu lalu. 

Sebelumnya, juga ada sejumlah perusahaan besar seperti Tesla yang mengumumkan untuk memperbolehkan bitcoin sebagai alat pembayaran produknya. Di sisi lain, saat ini bertepatan dengan momentum Ramadan. Sehingga transaksi harian memang cenderung sepi.

“Faktor yang disebutkan itu benar semua. Memang ada perpindahan ke crypto, dan transaksi yang menurun di pertengahan tahun, ini selalu terjadi,” kata William kepada Liputan6.com.

William mengaku tak ada strategi investasi khusus dalam situasi seperti ini. Sebab, siklus ini kerap terjadi tiap tahunnya dan umumnya berlangsung sementara. Sehingga tak ada strategi khusus yang diperlukan.

"Strateginya sama saja dengan yang selama ini dijalankan. Tidak perlu ada perubahan, Karena nilai transaksi yang menurun hanya membuat masa trading jadi sedikit lebih lama saja,” kata dia.

Sebelum Ramadan, transaksi harian saham pada 1 April 2021 tercatat Rp 9,6 triliun. Kemudian transaksi sebanyak Rp 8,2 triliun pada 5 April 2021. Selanjutnya pada 6 April 2021, tercatat transaksi harian saham Rp 9,4 triliun. Pada 7 April 2021 tercatat Rp 9 triliun.

Memasuki Ramadan, transaksi harian saham pun masih di bawah Rp 10 triliun. Pada 12 April 2021, transaksi harian saham tercatat Rp 9,6 triliun. Kemudian pada 13 April 2021 tercatat Rp 9,3 triliun. Transaksi harian saham kembali di atas Rp 10 triliun pada 14 April 2021 yang mencapai Rp 19,2 triliun.

Kemudian transaksi kembali di bawah Rp 10 triliun pada 16 April 2021. Transaksi harian saham mencapai Rp 9,6 triliun. Hal itu berlanjut pada 21 April 2021. Transaksi harian saham mencapai Rp 7,6 triliun.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


IHSG Melemah dalam 3 Hari

Pejalan kaki duduk di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

IHSG pun alami koreksi dalam tiga hari ini. Pada 19 April 2021, IHSG turun 0,55 persen ke posisi 6.052. Hal itu berlanjut pada 20 April 2021. IHSG tergelincir 0,23 persen ke posisi 6.038. Pada Rabu, 21 April 2021, IHSG melemah 0,75 persen ke posisi 5.993,24.

Selain itu, Analis Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta menyebut, ada beberapa hal yang mempengaruhi penurunan IHSG, salah satunya kasus Covid-19 yang meningkat secara global.

"Lebih pengaruh ke sentimen global dan domestik. Untuk domestik, Bank Indonesia (BI) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi menjadi sebesar 4,1 hingga 5,1 persen pada 2021, lalu kabar reshuffle kabinet juga menarik," kata Nafan kepada Liputan6.com.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya