8 Pernyataan Jokowi saat Sambangi Lokasi Panen Padi Indramayu dan KIT Batang

Saat mengunjungi lokasi panen padi, Jokowi mengaku pemerintah sebetulnya juga tak ingin ada impor beras.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 22 Apr 2021, 08:04 WIB
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meninjau panen padi di Desa Wanasari, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan kunjungan kerja pada Rabu, 21 April 2021 ke Kabupaten Indramayu, Rabu.

Jokowi mengunjungi lokasi panen padi yang ada di Indramayu serta Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang yang berlokasi di Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Saat mengunjungi lokasi panen padi, Jokowi mengaku pemerintah sebetulnya juga tak ingin ada impor beras.

Hanya saja, kata dia, ada beberapa hal yang membuat pemerintah akhirnya terpaksa mengimpor untuk memenuhi kebutuhan nasional.

"Tadi sudah saya sampaikan bahwa sebetulnya pemerintah tidak senang dan tidak suka yang namanya impor beras," ujar Jokowi saat meninjau lokasi panen padi di Desa Wanasari Kabupaten Indramayu Jawa Barat, sebagaimana ditayangkan di Youtube Sekretariat Presiden, Rabu, 21 April 2021.

Sementara itu, saat meninjau perkembangan pembangunan industri di KIT Batang, Jawa Tengah, Jokowi mengatakan, 450 dari 4.300 hektare lahan di sana akan digunakan untuk investasi-investasi, khususnya di bidang teknologi.

"Siang hari ini saya mengecek kesiapan dari kawasan industri di Batang ini. Karena nanti di bulan Mei akan ada groundbreaking peletakan batu pertama untuk industri kaca, mungkin akan menjadi industri kaca yang terbesar di Asia Tenggara," kata Jokowi.

Berikut 8 pernyataan Jokowi saat kunjungi lokasi panen padi di Indramayu, Jawa Barat serta Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa tengah dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pemerintah Tak Ingin Impor Beras

Presiden Joko Widodo didampingi Menhan Prabowo Subianto memberikan keterangan saat meninjau lahan yang akan dijadikan "Food Estate" atau lumbung pangan baru di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Kamis (9/7/2020). (Foto:Biro Pers Sekretariat Presiden)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku pemerintah sebetulnya juga tak ingin ada impor beras.

Hanya saja, kata dia, ada beberapa hal yang membuat pemerintah akhirnya terpaksa mengimpor untuk memenuhi kebutuhan nasional.

"Tadi sudah saya sampaikan bahwa sebetulnya pemerintah tidak senang dan tidak suka yang namanya impor beras," ujar Jokowi saat meninjau lokasi panen padi di Desa Wanasari Kabupaten Indramayu Jawa Barat, sebagaimana ditayangkan di Youtube Sekretariat Presiden, Rabu, 21 April 2021.

"Tetapi karena itung-itungan banyak yang kena banjir kemudian pandemi kadang-kadang memang itung-itungan, kalkulasi itu waduh ini kurang sehingga perlu tambahan untuk cadangan," sambungnya.

 


Tak Akan Impor Beras Asal...

Presiden Jokowi menyusuri pematang sawah. (Instagram.com/jokowi)

Kendati begitu, Jokowi memastikan bahwa pemerintah tak akan mengimpor beras hingga Juni 2021. Bahkan, Jokowi berjanji tak ada impor beras sampai akhir 2021 apabila produksi beras dalam negeri terus terjaga.

"Kemarin sudah kita putuskan bahwa sampai Juni tidak ada impor. Insya Allah, nanti juga sampai akhir tahun kalau kita tahan produksinya bagus berarti juga tidak akan impor," ucap Jokowi.

Menurut dia, panen padi di Indramayu sudah mencapai 7 hingga 8 ton per hektar dan harga gabah naik Rp 4.200 per kilogram. Namun, para petani mengeluhkan sulitnya mencari tenaga kerja untuk panen.

Kepada Jokowi, petani meminta bantuan dengan diberikan mesin pemanen padi (combine harvester). Dia pun berjanji akan mengirimkan traktor dan pompa untuk membantu para petani.

"Intinya kita ingin terus membangun sebuah pertanian yang semakin baik produksinya dan kita harapkan akan menjadi sebuah ketahanan pangan bagi negara kita Indonesia. Tentu saja kita juga ingin swasembada pemerintah," jelas Jokowi.

 


Dengar Keluhan Pupuk Subsidi Sering Hilang

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberi arahan saat menyalurkan bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) kepada seribu warga Depok, Jawa Barat, Selasa (12/2). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Jokowi mendengar keluhan dari para petani di Indramayu soal pupuk subsidi yang kerap hilang. Hal ini membuat para petani kesulitan untuk mendapatkan pupuk subsidi.

"Tadi ada keluhan dari petani, misalnya pupuk subsidi terutama, yang masih sering hilang pupuknya, sulit dicari. Ini masukan yang baik," ucap dia.

Dia menyampaikan bahwa panen padi di Desa Wanasari, Kabupaten Indramayu mencapai 7 hingga 8 ton per hektare dengan varietas Cilamaya Muncul.

Selain hasil panen yang baik dari segi kualitas dan kuantitas, harga gabah di pasaran juga naik menjadi Rp 4.200 per kilogram.

 


Komitmen Bangun Ketahanan Nasional

Nicholas Saputra lakukan vaksinasi Covid-19 yang ditinjau langsung oleh Jokowi. (Instagram/@kemdikbud.ri)

Kendati begitu, kata Jokowi, para petani mengaku kesulitan mencari tenaga kerja saat masa panen bersamaan. Sehingga, para petani meminta diberikan mesin pemanen padi (combine harvester).

"Sudah saya iyakan, termasuk traktor dan juga pompa. Ini segera kita kirim," ucapnya.

Jokowi menyampaikan bahwa pemerintah berkomitmen untuk membangun pertanian nasional. Pemerintah ingin produksi pangan terus meningkat agar swasembada dapat terwujud.

"Intinya kita ingin terus membangun sebuah pertanian yang semakin baik produksinya dan kita harap jadi sebuah ketahanan pangan bagi Indonesia," kata Jokowi.

 


Bangga Produktivitas Padi Petani Meningkat

Presiden Jokowi berjalan di tengah sawah saat meninjau irigasi di Desa Waimital, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (14/2). Program tersebut diharapkan Jokowi bisa meningkatkan daya beli masyarakat. (Liputan6.com/Pool/Biro Pers Setpres)

Presiden Jokowi mengaku bangga dengan produksi padi masa panen raya awal 2021 dan harga gabah petani sudah tidak anjlok lagi.

Hal ini dikarenakan dengan adanya gerakan serap gabah petani, kini minimal sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp 4.200 per kilogram sehingga menguntungkan petani.

Tak hanya itu, Presiden Jokowi pun bangga terhadap produktivitas rata-rata padi mencapai 7 hingga 8 ton per hektar.

"Saya sangat senang sekali terutama harga gabah sudah bagus karena waktu itu saya dengar harganya jatuh, sedih juga kita karena alasan mau impor. Yang mau impor siapa? Tapi memang ada rencana dari salah satu kementerian untuk antisipasi karena pandemi covid 19 dan berbagai bencana, tapi situasi panen padi dalam negeri aman sehingga tidak diperlukan impor," papar dia.

 


Terus Berusaha Perbaiki Beras Nasional

Presiden Jokowi saat meninjau pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman, di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah (Dok Foto: Setkab.go.id)

Pada kunjungan tersebut, Jokowi juga berdialog dengan petani di Desa Wanasari.

Jokowi mendapat langsung informasi dari petani bahwa harga gabah saat ini sudah bagus yakni minimal Rp 4.200 per kilogram, di mana, harga sebelumnya jatuh yakni hanya Rp 3.400 sampai Rp 3.500 per kilogram. Produktivitas rata-rata padi petani Indramayu tinggi sebesar 7 sampai 8 ton per hektar.

"Ini hasilnya bagus, produktivitas rata-ratanya tinggi. Kemudian informasi dari petani soal panen kalau bersamaan, mengatur panennya susah sehingga butuh combine harvester [mesin panen]. Pak Mentan kirim 2 unit combine, pompa air dan traktor ke sini, minggu ini saya cek," beber Jokowi.

"Sekarang beras jadi rebutan seluruh dunia, untung kita Indonesia tidak impor tahun ini bahkan tahun depan, stok beras di Bulog cukup. Untuk itu, irigasi terus kita bangun dan perbaiki sekaligus bisa mengatur air masuk dan stopnya kapan sehingga ketika panen airnya tidak melimpah," terang dia.

 


Sebut Industri Kaca Terbesar se-Asia Tenggara Akan Dibangun di KIT Batang

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meninjau panen padi di Desa Wanasari, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat.

Jokowi mengatakan bahwa 450 dari 4.300 hektare lahan di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang Jawa Tengah akan digunakan untuk investasi-investasi, khususnya di bidang teknologi.

Menurut dia, dalam waktu dekat akan mulai dibangun industri kaca terbesar se-Asia Tenggara di KIT Batang.

"Siang hari ini saya mengecek kesiapan dari kawasan industri di Batang ini. Karena nanti di bulan Mei akan ada groundbreaking peletakan batu pertama untuk industri kaca, mungkin akan menjadi industri kaca yang terbesar di Asia Tenggara," kata Jokowi.

Selain itu, dia menyampaikan KIT Batang rencananya juga diisi industri prekusor dan katoda yang pembangunannya akan dimulai pada Juli 2021. Untuk itu, dia meminta agar Kawasan Industri Terpadu Batang segera dirampungkan.

"Tadi sudah saya perintahkan pada jajaran manajemen agar segera ini ini bisa dipakai, segera bisa dibangun," ucapnya.

 


Akan Rutin Cek, Pastikan Investor Bisa Cepat Masuk

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi pernyataan tentang impor beras di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (26/3/2021). (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jokowi mengaku akan mengecek rutin perkembangan pembangunan di KIT Batang agar rampung sesuai dengan waktu yang ditargetkan.

Dengan begitu, investor dapat langsung masuk dan memanfaatkan kawasan industri tersebut.

"Kita harapkan ini akan menyerap tenaga kerja yang sebanyak-banyaknya, memberikan peluang pekerjaan yang sebanyak-banyaknya, seluas-luasnya. Dan juga ada arus modal masuk, ada capital inflow ke negara kita yang ini akan bisa menggerakan pertumbuhan ekonomi nasional kita," jelas Jokowi.


Jokowi dan Pemimpin Dunia Disuntik Vaksin Covid-19

Infografis Jokowi dan Pemimpin Dunia Disuntik Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya