Astra International Kantongi Pendapatan Rp 51,70 Triliun

PT Astra International Tbk catat pendapatan Rp 51,70 triliun pada kuartal I 2021. Realisasi pendapatan itu turun empat persen dari kuartal I 2020.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Apr 2021, 19:55 WIB
Gedung Astra. Dok Astra

Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) mencatat pendapatan dan laba turun pada kuartal I 2021. Hal itu seiring pandemi COVID-19 yang terjadi.

PT Astra International Tbk catat pendapatan Rp 51,70 triliun pada kuartal I 2021. Realisasi pendapatan itu turun empat persen dari periode kuartal I 2020 sebesar Rp 54 triliun. Pendapatan turun itu mendorong laba bersih susut selama kuartal I 2021.

Laba perseroan merosot 22 persen dari Rp 4,8 triliun pada kuartal I 2020 menjadi Rp 3,72 triliun pada kuartal I 2021. Laba bersih per saham turun 22 persen dari Rp 119 pada kuartal I 2020 menjadi Rp 92 pada kuartal I 2021.

Nilai aset bersih per saham pada 31 Maret 2021 sebesar Rp 3.971. Angka itu meningkat tiga persen dibandingkan posisi pada 31 Desember 2020. Kas bersih tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan grup mencapai Rp 15,9 triliun pada 31 Maret 2021 dibandingkan Rp 7,3 triliun pada akhir 2020.

Arus kas yang lebih tinggi pada kuartal I 2021 disebabkan kinerja bisnis yang membaik, belanja modal dan modal kerja lebih rendah. Jika volume bisnis terus membaik hingga akhir tahun, belanja modal dan modal kerja kemungkinan akan meningkat.

Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan grup meningkat dari Rp 39,2 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp 40,3 triliun pada 31 Maret 2021.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Kontribusi Laba dari Sektor Usaha ASII

Gedung PT Astra International Tbk (Foto: Astra)

Dari sektor usaha perseroan, sektor alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi serta properti catat pertumbuhan. Sektor alat berat catat pertumbuhan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar tiga persen dari Rp 1,05 triliun pada kuartal I 2020 menjadi Rp 1,08 triliun pada kuartal I 2021.

Sektor properti tumbuh 23 persen dari Rp 40 miliar pada kuartal I 2020 menjadi Rp 49 miliar pada kuartal I 2021.

Sementara itu, sektor agribisnis dan teknologi informasi mencatat penurunan terbesar selama kuartal I 2021.  Kontribusi laba dari sektor agribisnis turun 56 persen dari Rp 296 miliar pada kuartal I 2020 menjadi Rp 129 miliar pada kuartal I 2021. Kontribusi laba dari sektor teknologi informasi turun dari Rp 2 miliar menjadi Rp 1 miliar pada kuartal I 2021.

Di sisi lain, kontribusi laba dari sektor otomotif turun 26 persen dari Rp 1,93 triliun pada kuartal I 2020 menjadi Rp 1,43 triliun pada kuartal I 2021. Laba dari jasa keuangan susut 30 persen dari Rp 1,41 triliun pada kuartal I 2020 menjadi Rp 985 miliar pada kuartal I 2021.

Kontribusi laba dari sektor infrastruktur dan logistik susut 42 persen dari Rp 73 miliar pada kuartal I 2020 menjadi Rp 42 miliar pada kuartal I 2021.

Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Djony Bunarto Tjondro menuturkan pendapatan dan laba bersih grup Astra pada kuartal I 2021 lebih rendah dibandingkan periode sama tahun lalu mengingat tahun lalu pandemi baru mulai memengaruhi ekonomi Indonesia dan kinerja bisnis secara subtansial pada Maret 2020.

"Walaupun kinerja usaha grup perlahan membaik pada beberapa bulan terakhir, prospek kinerja tahun ini masih dibayangi oleh ketidakpastian akibat dampak dari pandemi COVID-10 yang masih berlanjut,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Rabu (21/4/2021).

Pada penutupan perdagangan saham Rabu, 21 April 2021, saham ASII turun 1,42 persen ke posisi Rp 5.225 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 6.221 kali dengan nilai transaksi Rp 252 miliar.


Kinerja Keuangan

Gedung PT Astra International Tbk (Foto: Astra)

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Perseroan mencatat beban pokok pendapatan turun 1,93 persen dari Rp 41,91 triliun pada kuartal I 2020 menjadi Rp 41,10 triliun pada kuartal I 2021. Laba bruto tercatat Rp 10,59 triliun pada kuartal I 2021. Realisasi laba bruto itu turun 12,31 persen dari periode 2019 sebesar Rp 12,08 triliun.

Perseroan menekan sejumlah beban. Beban penjualan tercatat Rp 2,46 triliun pada kuartal I 2021. Angka ini turun dibandingkan kuartal I 2020 sebesar Rp 2,68 triliun. Beban umum dan administrasi turun dari Rp 3,67 triliun pada kuartal I 2020 menjadi Rp 3,60 triliun pada kuartal I 2021. Biaya keuangan turun dari Rp 1 triliun pada kuartal I 2020 menjadi Rp 604 miliar pada kuartal I 2021.

Selain itu, perseroan menekan rugi selisih kurs dari Rp 463 miliar pada kuartal I 2020 menjadi Rp 45 miliar pada kuartal I 2021.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya