Liputan6.com, Kairo: Nasib buruk membayangi para pengawal cantik Moammar Khadafi, "Pasukan Amazon", setelah diktator Libia itu terguling dari tampuk kekuasaan dan tewas di tangan rakyatnya sendiri. Mereka kehilangan pekerjaan, dicerca sebagai bagian rezim, ada yang diperkosa, bahkan tewas dibunuh.
Seperti yang menimpa Zahraa al-Bughaishi, ia ditemukan tewas ditikam di apartemennya di Nasr City, Mesir. Saudari perempuannya mengaku, ponsel korban mati, tak bisa dihubungi selama 5 hari. Firasatnya mengatakan ada yang tak beres, cepat-cepat ia pergi ke apartemen Bughaishi.
"Aku mengetuk pintu beberapa kali, tak ada jawaban," kata sang adik. "Dengan bantuan sejumlah tetangga, kami mendobrak pintu dan menemukan jasadnya berlumuran darah di kamar tidur."
Kejaksaan mengatakan, korban diduga ditikam bertubi-tubi, di 10 titik tubuhnya. Bughaishi tiba di Kairo dengan status sebagai pengungsi dari Komite Revolusi Libia, rezim Khadafi.
Kejaksaan Agung Kairo membuka penyelidikan kasus ini dan memerintahkan proses autosi atas jasad korban, untuk mengetahui penyebab pasti kematiannya. Demikian dilaporkan harian Dubai, Al Bayan.
Sementara itu, investigasi awal yang dilakukan tim Kepolisian Kairo mengungkap, pembunuhan itu lebih mengarah pada motif balas dendam, daripada isu politik.
Saksi mata, seorang penjaga gedung mengaku pada polisi, ia melihat saudara lelaki korban meninggalkan apartemen sebelum pembunuhan tersebut terbongkar. Setelahnya, tak ada lagi orang yang datang ke sana. Yang menambah kecurigaan, saudara lelaki itu meninggalkan Mesir, menuju Libia setelah insiden terjadi.
Berdasarkan laporan koran al-Fagr, Kairo, Bughaishi diduga dibunuh oleh saudara lelakinya itu, yang menentang keras rencananya untuk menjadi artis di Mesir. Sebuah profesi yang dianggap "tabu" di Libia.
Pasukan Amazon
Saat masih jaya, di manapun Khadafi berada, ia selalu dikelilingi pasukan pribadi yang kesemuanya perempuan. Sang Kolonel sendiri yang memilih para pengawalnya.
Barisan pengawal wanita itu dinamakan "Pasukan Amazon", dipilih lewat proses yang ketat. Salah satu syaratnya: harus perawan. Tak jelas apa hubungan keperawanan dengan tugas sebagai pengawal.
Meski tampil tomboy dengan setelan militer, jago bela diri, dan mumpuni memakai senjata, para pengawal Khadafi selalu tampil molek. Mereka rajin mewarnai kuku, mengenakan lipstik, parfum, serta merawat rambut dan kulit mereka. (Al Arabiya)
Seperti yang menimpa Zahraa al-Bughaishi, ia ditemukan tewas ditikam di apartemennya di Nasr City, Mesir. Saudari perempuannya mengaku, ponsel korban mati, tak bisa dihubungi selama 5 hari. Firasatnya mengatakan ada yang tak beres, cepat-cepat ia pergi ke apartemen Bughaishi.
"Aku mengetuk pintu beberapa kali, tak ada jawaban," kata sang adik. "Dengan bantuan sejumlah tetangga, kami mendobrak pintu dan menemukan jasadnya berlumuran darah di kamar tidur."
Kejaksaan mengatakan, korban diduga ditikam bertubi-tubi, di 10 titik tubuhnya. Bughaishi tiba di Kairo dengan status sebagai pengungsi dari Komite Revolusi Libia, rezim Khadafi.
Kejaksaan Agung Kairo membuka penyelidikan kasus ini dan memerintahkan proses autosi atas jasad korban, untuk mengetahui penyebab pasti kematiannya. Demikian dilaporkan harian Dubai, Al Bayan.
Sementara itu, investigasi awal yang dilakukan tim Kepolisian Kairo mengungkap, pembunuhan itu lebih mengarah pada motif balas dendam, daripada isu politik.
Saksi mata, seorang penjaga gedung mengaku pada polisi, ia melihat saudara lelaki korban meninggalkan apartemen sebelum pembunuhan tersebut terbongkar. Setelahnya, tak ada lagi orang yang datang ke sana. Yang menambah kecurigaan, saudara lelaki itu meninggalkan Mesir, menuju Libia setelah insiden terjadi.
Berdasarkan laporan koran al-Fagr, Kairo, Bughaishi diduga dibunuh oleh saudara lelakinya itu, yang menentang keras rencananya untuk menjadi artis di Mesir. Sebuah profesi yang dianggap "tabu" di Libia.
Pasukan Amazon
Saat masih jaya, di manapun Khadafi berada, ia selalu dikelilingi pasukan pribadi yang kesemuanya perempuan. Sang Kolonel sendiri yang memilih para pengawalnya.
Barisan pengawal wanita itu dinamakan "Pasukan Amazon", dipilih lewat proses yang ketat. Salah satu syaratnya: harus perawan. Tak jelas apa hubungan keperawanan dengan tugas sebagai pengawal.
Meski tampil tomboy dengan setelan militer, jago bela diri, dan mumpuni memakai senjata, para pengawal Khadafi selalu tampil molek. Mereka rajin mewarnai kuku, mengenakan lipstik, parfum, serta merawat rambut dan kulit mereka. (Al Arabiya)