Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (kemenperin) memastikan kemampuan produksi dari industri dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, salah satunya mendorong program konversi 1 juta kompor listrik.
“Salah satu sektor industri yang siap memenuhi kebutuhan masyarakat, contohnya adalah produsen kompor listrik,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Kamis (22/4/2021).
Advertisement
Menurutnya di tengah situasi pandemi saat ini, sektor industri manufaktur dalam negeri harus terus dipacu untuk menghasilkan berbagai produk yang dibutuhkan masyarakat. Apabila sektor industri tetap beroperasi, tentu saja akan memberikan multiplier effect yang luas bagi perekonomian nasional.
“Misalnya, selain memenuhi kebutuhan masyarakat, juga akan menyumbangkan kepada devisa dari ekspor dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja,” ujarnya.
Hal tersebut sejalan dengan Program Konversi 1 Juta Kompor Listrik atau kompor induksi yang telah diinisiasi oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta Kementerian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui penandatanganan MoU untuk diversifikasi kompor gas LPG menjadi kompor listrik.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kemampuan Produksi
Guna mendukung program 1 juta kompor listrik ini, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier telah memastikan kemampuan produksi dari industri dalam negeri.
“Saat ini telah ada dua industri dalam negeri yang sudah memproduksi kompor listrik (induksi), yang pertama, PT. Adyawinsa Electrical and Power. Merek produknya adalah Myamin, dengan kapasitas produksi 17.000 unit per tahun untuk satu lini produksi dan dapat ditingkatkan hingga delapan lini produksi. Kemudian PT. Maspion, dengan merek Maspion, yang memiliki kapasitas sebanyak 300.000 unit per tahun,” jelas Taufiek.
Di samping itu, Ditjen ILMATE juga sudah melakukan koordinasi dengan PT. Hartono Istana Teknologi (Polytron) yang telah menyatakan kesiapannya untuk memproduksi kompor listrik. Dengan begitu, pihaknya optimistis industri dalam negeri mampu untuk memenuhi kebutuhan produksi satu juta kompor listrik.
Diketahui bersama, bahwa pemanfaatan listrik sebagai energi rumah tangga memiliki keunggulan lebih hemat, praktis, modern, nyaman, aman, ramah lingkungan (tanpa gas CO), tanpa api.
Selain itu, Kementerian BUMN menyampaikan bahwa pemerintah dapat menghemat Rp 60 triliun dari nilai impor LPG serta merupakan salah satu upaya untuk memaksimalkan cadangan listrik yang ada untuk dialihkan penggunaannya agar masyarakat dapat beralih ke kompor listrik.
Demikian, untuk memastikan Program Konversi 1 Juta Kompor Listrik ini dapat berjalan dengan dukungan dari industri dalam negeri, Kemenperin akan berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dewan Energi Nasional (DEN), serta kementerian dan lembaga terkait lainnya untuk menyusun strategi bersama dalam meningkatkan penerapan kompor listrik/induksi hasil produksi dalam negeri.
Advertisement