Saham Emiten Kapitalisasi Besar Merosot, Masih Menarik bagi Investor?

Saham kapitalisasi besar melemah pada perdagangan saham Rabu, 21 April 2021. Lalu apakah saham kapitalisasi besar ini masih menarik?

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 22 Apr 2021, 15:18 WIB
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Saham kapitalisasi besar dan unggulan (blue chip) melemah pada perdagangan saham Rabu, 21 April 2021.  Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 1,12 persen ke posisi Rp 30.825 per saham.

Hal ini juga diikuti saham PT Astra International Tbk merosot 1,42 persen ke posisi Rp 5.225 per saham. Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) tergelincir 1,21 persen ke posisi Rp 6.125 per saham.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) susut 1,86 persen ke posisi Rp 4.230 per saham. Saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) turun 1,2 persen ke posisi Rp 3.280 per saham.

Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan Rabu 21 April 2021 merosot 0,75 persen menjadi 5.993,24

Melihat hal ini, Head of Research Samuel Sekuritas, Suria Dharma menyebut, IHSG turun karena memang ada tekanan dari beberapa sentimen.

"Sekarang lagi konsolidasi ya, kemarin memang di luar juga pada turunkan jadi beberapa waktu kita ketekan juga walaupun kita masih bisa bertahan di 6.000," katanya kepada Liputan6.com, Kamis (22/4/2021).

Saat kondisi IHSG tidak pasti, Suria mengaku saham unggulan yang lebih tertekan. Sedangkan saham second liner akan lebih bergerak.

"Biasanya kalau kondisi enggak pasti ini yang paling tertekan biasanya blue chip, yang bergerak second liner. Tapi nanti kalau sudah normal yang pertama juga blue chip, khususnya banking karena memang jualannya gampang," ujarnya.

Meski turun, saham kapitalisasi besar menurut Suria masih bisa dilirik investor yang ingin investasi jangka panjang.

"Kalau untuk jangka panjang bagus, apalagi murah, karena lagi pada turun. Kalau jangka panjang pasti akan tetap kembali naik. Mungkin tahun ini (saham big cap) bisa lebih bagus, karena tahun lalu kan turunnya banyak," tuturnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Penutupan IHSG pada Sesi Pertama 22 April 2021

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, Kamis, 22 April 2021.

Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, IHSG turun 0,16 persen atau 9,45 poin ke posisi 5.983,78. Indeks saham LQ45 naik 0,10 persen ke posisi 893,64. Sebagian besar indeks saham acuan melemah.

Pada sesi pertama, IHSG bergerak di kisaran 5.981-6.024. Sebanyak 268 saham melemah sehingga menekan IHSG. 172 saham menguat dan 189 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham 552.623 kali dengan volume perdagangan 9,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 4,9 triliun. Investor asing jual saham Rp 197,69 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.483.

Sebagian besar sektor saham melemah. Sektor saham aneka industri naik 2,88 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti sektor saham infrastruktur menanjak 0,39 persen dan sektor saham tambang naik 0,21 persen.

Sektor saham perdagangan melemah 1,04 persen, dan catat pelemahan terbesar. Diikuti sektor saham industri dasar dan konstruksi susut 0,85 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya