Mudik Dilarang, Satgas Covid-19 Minta Operator Telekomunikasi Sediakan Layanan Terjangkau

Jubir Satgas Penanganan Covid-19 mengatakan, mudik meningkatkan risiko kematian bagi kelompok lansia di tengah pandemi.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Apr 2021, 15:32 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan pengamatan zonasi tingkat RT jadi salah satu acuan melihat risiko suatu wilayah dengan lebih cepat di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (16/3/2021). (Tim Komunikasi Publik/Medcom Marji)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah meminta masyarakat tidak melakukan mudik Lebaran Idulfitri 2021 untuk mencegah penularan Covid-19. Tradisi mudik untuk bertemu keluarga di kampung halaman, bisa diganti dengan silaturahmi secara virtual.

"Silaturahmi kepada keluarga di kampung halaman dapat dilakukan secara virtual dengan memanfaatkan teknologi komunikasi," kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Bakti Bawono Adisasmito dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Kamis (22/4/2021).

Guna mendukung kelancaran silaturahmi masyarakat secara virtual saat Idulfitri, pemerintah meminta operator telekomunikasi untuk meningkatkan kualitas layanannya.

"Pemerintah meminta kepada seluruh operator telekomunikasi untuk menyediakan layanan komunikasi yang berkualitas dan terjangkau sehingga masyarakat yang ingin bersilaturahmi secara virtual dapat melakukannya dengan baik," ucap Wiku.

Wiku mengatakan, mudik meningkatkan risiko kematian bagi kelompok lansia. Sebab, lansia paling rentan mengalami fatalitas jika terinfeksi Covid-19. Data sementara, lansia mengontribusi 48,3 persen kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia.

"Masyarakat perlu memahami bahwa melakukan mudik di tengah pandemi Covid-19 saat ini tentunya akan sangat membahayakan mereka yang lansia," kata Wiku.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Minta Masyarakat Urungkan Niat Mudik

Wiku menyebut, pemerintah menyadari mudik merupakan tradisi masyarakat untuk merayakan Lebaran Idul Fitri. Namun, di balik mudik ada mobilitas dan kontak fisik yang meningkat.

Sementara itu, di tengah pandemi Covid-19, peningkatan mobilitas dan kontak fisik membuka ruang besar bagi penularan Covid-19.

"Dalam tradisi ini (mudik) interaksi fisik seperti berjabat tangan akan berpotensi untuk menjadi titik awal penularan Covid-19. Oleh karena itu, pemerintah meminta kepada masyarakat untuk mengurungkan niatnya menjalankan kegiatan mudik untuk melindungi diri kita dan juga keluarga di kampung halaman agar tidak tertular Covid-19," ujarnya.

 

Reporter: Titin Supriatin

Sumber: Merdeka

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya