Liputan6.com, Jakarta Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja, mengungkapkan pihaknya akan meresmikan Bank BCA Digital sebelum Juni 2021. Kehadiran layanan perbankan digital ini akan semakin meramaikan industri neo bank di Tanah Air.
"Kita tunggu BCA Digital ini akan diresmikan. Mudah-mudahan sebelum Juni," ungkap Jahja di konferensi pers pada Kamis (22/4/2021).
Advertisement
Bank digital BCA ini akan menyasar niche market, khususnya pada milenial yang lebih digital savvy. Menurut Jahja, Bank BCA Digital akan beroperasi secara digital sepenuhnya sehingga tidak ada transaksi tunai dan tidak memiliki cabang.
Kendati demikian, katanya, layanan bank digital tersebut akan bisa dihubungkan ke ATM BCA.
"Meskipun digital, pasti bisa terhubung ke ATM kita meski itu tidak langsung dimiliki bank digital kita. Karena tetap saja kebutuhan cash masih diperlukan di masyarakat kita ini," tuturnya.
Jahja mengatakan, BCA sampai saat ini masih terus dan mengamati pasar perbankan digital. Pasalnya, sejauh ini kemungkinan hanya satu atau dua bank digital yang sudah profitable termasuk Kakao Bank. Sementara yang lain sukses dalam valuasi, tapi belum berhasil dalam arti fundamental yaitu financial statement (profit and loss).
Oleh sebab itu, sebagai pemain baru maka strategi Bank BCA Digital pada saat ini adalah dari segi pendanaan dan pembayaran digital. Keduanya akan menjadi fokus utama.
"Bahwa sebagai sebagai bank ada funding dan kredit, itu yang akan kita belajar sama-sama. Apakah itu semacam channeling dengan perusahaan-perusahaan kita atau metode-metode lain," tutur Jahja.
Direktur Keuangan BCA, Vera Eve Lim, memastikan bank digital BCA ini akan menjadi layanan perbankan yang menarik. Selain itu, menurutnya juga sangat cocok untuk anak-anak muda.
"Yang pasti rekening tabungannya itu beda banget, menarik. Dari tabungan bisa diatur untuk tabungan menikah, arisan, jalan-jalan. Jadi cocok banget untuk teman-teman kita yang milenial," ungkapnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
BCA Cetak Laba Rp 7 Triliun, Tumbuh 7 Persen di Kuartal I 2021
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan entitas anak mencatatkan kinerja keuangan yang solid pada kuartal I 2021, serta posisi permodalan dan likuiditas berada pada posisi yang sehat melewati setahun pandemi Covid-19. BCA mencatatkan laba bersih sebesar Rp 7 triliun, tumbuh 7 persen secara tahunan (YoY).
Sejalan dengan perekonomian yang berangsur pulih dari pandemi, portofolio total kredit dan obligasi korporasi relatif stabil sejak Desember 2020, mencapai Rp 610 triliun per 31 Maret 2021. Hal ini didukung oleh penempatan pada obligasi korporasi yang meningkat sebesar 6,9 persen dibandingkan posisi Desember 2020.
Sementara itu, BCA membukukan pertumbuhan kredit yang positif pada segmen korporasi, ditopang permintaan pada industri telekomunikasi, minyak nabati dan hewani, serta perkebunan.
"Kinerja solid BCA dan entitas anak tidak lepas dari dukungan para nasabah, regulator, dan seluruh pihak terkait, yang senantiasa bergandengan tangan dengan kami dalam melewati masa-masa sulit ini," ungkap Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja, dalam konferensi pers pada Kamis (22/4/2021).
Selaras dengan komitmen BCA untuk meningkatkan pembiayaan, fasilitas kredit untuk bisnis naik hingga 6 persen secara tahunan (YoY). Aktivitas bisnis yang belum pulih sepenuhnya menyebabkan fasilitas tersebut tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal, sehingga total kredit BCA terkoreksi menjadi Rp 586,8 triliun pada akhir Maret 2021.
Dari total portofolio kredit, sekitar 21,4 persen atau Rp 126,0 triliun merupakan portofolio kredit keuangan berkelanjutan.
Dari sisi dana pihak ketiga, BCA berhasil membukukan kinerja yang kuat pada triwulan I 2021. Current account and savings account (CASA) naik 15,4 persen YoY mencapai Rp 655,8 triliun, berkontribusi bagi kenaikan total dana pihak ketiga yang sebesar 14,6 persen YoY menjadi Rp 849,4 triliun.
Sementara itu, deposito berjangka meningkat 12,2 persen YoY menjadi Rp193,6 triliun. Kuatnya pertumbuhan dana pihak ketiga mendorong total aset tumbuh 12,1 persen YoY menjadi Rp1.090,4 triliun di akhir Maret 2021.
Mengenai permodalan, BCA mencatat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 24,5 persen, lebih tinggi dari ketetapan regulator, serta likuiditas tetap memadai dengan loan to deposit ratio (LDR) sebesar 65,2 persen.
Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) terjaga pada tingkat yang bisa ditoleransi sebesar 1,8 persen, dibandingkan kuartal I tahun lalu yang sebesar 1,6 persen. Hl ini didukung oleh relaksasi kebijakan restrukturisasi.
"Sejalan dengan perekonomian yang berangsur pulih dari pandemi, BCA tetap optimis dalam memanfaatkan peluang bisnis di seluruh segmen pada tahun ini," tutur Jahja.
Advertisement