Sri Mulyani: Punya Laut Luas, PNBP Sektor Perikanan Sangat Minimal

PNBP sektor perikanan pada Maret 2021 hanya mampu tumbuh 19 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Apr 2021, 19:15 WIB
Ikan yang telah dibekukan dilelang di pelelangan ikan Muara Angke, Jakarta, Kamis (24/3). Pada 2015 secara total Indonesia telah memanfaatkan potensi ekonomi sektor kelautan sekira Rp350 triliun. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor perikanan masih sangat minim. Padahal Indonesia memiliki wilayah perairan atau laut yang luas.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, sektor perikanan pada Maret 2021 hanya mampu tumbuh 19 persen. Angka ini memang naik signifikan dibandingkan dengan Maret 2020 yang mengalami kontraksi atau -5,7 persen. Namun pertumbuhan itu masih dirasa sangat minim.

Bendahara Negara itu pun beraharap, ke depannya sektor perikanan mampu membalikan tren peningkatan PNBP yang konstan. Atau meningkat sesuai dengan nilai SDA yang Indonesia miliki.

"Kita berharap perikanan akan menyumbangkan PNBP, karena selama ini meskipun punya laut yang luas dan ikan yan banyak, PNBP sangat minimal," katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (22/4).

Sri Mulyani melanjutkan, PNBP Sumber daya alam nonmigas lainnya, dari panas bumi masih mengalami pertumbuhan yang minim yakni 2 persen. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan Maret 2020 yang pertumbuhannya mencapai 17,3 persen.

Kemudian di sektor kehutanan dan minerba, sebaliknya mengalami peningkatan. Di mana masing-masing PNBP kehutanan tumbuh 138 persen dan minerba 52,5 persen pertumbuhannya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Tambang

Aktivitas pekerja saat mengolah batu bara di Pelabuham KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis 33,24 persen atau mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Sementara itu, PNBP lainnya seperti hasil tambang batubara, layanan komunikasi dan informatika, serta layanan pertanahan serta layanan pada kantor urusan agama untuk pernikahan, mengalami kenaikan 64,6 persen. Kemudian, pendapatan BLU dari kelapa sawit, juga mengalami lonjakan tinggi yakni 86,1 persen.

"Keliatan PNBP adalah disumbang dari sumber daya alam nonmigas. Yang migas masih mengalami penurunan, karena tahun lalu masih cukup tinggi harganya dibandingkan tahun ini," jelas Sri Mulyani.

Adapun secara keseluruhan, PNBP pada Kuartal I-2021, mulai menunjukkan pertumbuhan, karena beberapa harga komoditas seperti batubara, emas, perak, timah, dan nikel juga sudah mulai naik.

"Pendapatan SDA non migas yakni 38,1 persen dibandingkan tahun lalu. Kita sudah mengumpulkan PNBP Rp88,1 triliun atau 29,5 persen dari target APBN," tutupnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya