Sentimen Ini Bikin IHSG Hanya Menguat Terbatas

Pada penutupan perdagangan saham, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,02 persen ke posisi 5.994,18.

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Apr 2021, 18:46 WIB
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Pada hari ini, IHSG melemah pada penutupan sesi pertama menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) fluktuaktif pada Kamis, 22 April 2021. IHSG sempat berada di zona merah kemudian berbalik arah ke zona hijau. Analis menilai, ada perpanjangan kebijakan larangan mudik menambah beban IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, IHSG naik 0,02 persen ke posisi 5.994,18. Indeks saham LQ45 menguat 0,13 persen ke posisi 893,95. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan. Sektor saham aneka industri naik 3,09 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti sektor saham infrastruktur naik 0,48 persen dan sektor saham tambang mendaki 0,16 persen.

Sektor saham pertanian dan industri dasar melemah 0,75 persen dan memimpin penurunan. Diikuti sektor saham barang konsumsi turun 0,40 persen dan konstruksi 0,35 persen.

Sebanyak 297 saham melemah sehingga menekan IHSG. 194 saham menguat dan 167 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham 916.039 kali dengan volume perdagangan 15,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,7 triliun. Investor asing jual saham Rp 189,24 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.949.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan,  penutupan IHSG ternyata tidak mengalami apresikasi yang sangat positif. Hal ini mengingat ada faktor penerapan perpanjangan kebijakan larangan mudik oleh pemerintah.

Ia menambahkan,dari faktor global juga menekan IHSG antara lain ketegangan antara Amerika Serikat dengan Rusia. Ditambah ketegangan antara Rusia dan Ukraina.

"Kenaikan kasus COVID-19, telah ditemukan mutasi COVID-19 berupa varian B117 dan B1525 yang memasuki Indonesia,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Nafan menuturkan, pasar juga menanti reshuffle kabinet. Sementara itu, minimnya data makroekonomi global dan domestik yang memberikan dampak ke pasar.

“Revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 menjadi 4,1 persen-5,1 persen dari sebelumnya 4,3 persen-5,3 persen oleh Bank Indonesia,” kata Nafan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Top Gainers dan Losers

Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham masuk top gainers antara lain:

-Saham BIMA naik 33,90 persen

-Saham MYTX naik 29,20 persen

-Saham MTWI naik 26,40 persen

-Saham LPPF naik 25 persen

-Saham MPPA naik 24,64 persen

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham LFLO turun 9,38 persen

-Saham ZYRX turun 6,99 persen

-Saham BELL turun 6,98 persen

-Saham ESTI turun 6,96 persen

-Saham VIVA turun 6,94 persen


Aksi Investor Asing

Pekerja beraktivitas di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain:

-Saham ASII senilai Rp 163,2 miliar

-Saham TLKM senilai Rp 68,1 miliar

-Saham BBCA senilai Rp 32,9 miliar

-Saham TBIG senilai Rp 19,9 miliar

-Saham UNVR senilai Rp 13,5 miliar

Saham-saham yang dijual antara lain:

-Saham TAPG senilai Rp 205,5 miliar

-Saham BBRI senilai Rp 121,5 miliar

-Saham BMRI senilai Rp 23,9 miliar

-Saham MDKA senilai Rp 17,5 miliar

-Saham CTRA senilai Rp 13,7 miliar

Bursa saham Asia cenderung bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,47 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,18 persen, indeks saham Jepang Nikkei menguat 2,38 persen, indeks saham Singapura naik 0,92 persen.

Sementara itu, indeks saham Thailand melemah 0,50 persen, indeks saham Shanghai turun 0,23 persen dan indeks saham Taiwan susut 0,61 persen.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya