Liputan6.com, Jakarta Ed Selama pandemi COVID-19, layanan imunisasi di puskesmas dan posyandu mengalami kendala. Keraguan orangtua untuk membawa anaknya ke fasilitas kesehatan karena takut tertular virus SARS-CoV-2 jadi alasannya.
Gangguan pada layanan posyandu dan puskesmas ini disampaikan oleh Communication for Development Specialist UNICEF, Rizky Ika Safitri. Menurut hasil survei yang dilakukan pada awal pandemi bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ada 5.000 puskesmas dan posyandu yang terganggu.
Advertisement
“Ada lebih dari 5.000 posyandu dan puskesmas yang mengaku mengalami gangguan seperti sebagian layanan imunisasi rutin terhenti, orangtua juga khawatir membawa anak untuk diimunisasi karena di masa pandemi COVID-19 seperti ini,” kata Rizky mengutip keterangan pers Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Jumat (23/4/2021).
Untuk itu, pemerintah melalui Kemenkes mengeluarkan panduan tentang pelayanan imunisasi di puskesmas dan posyandu. Panduan tersebut mencakup empat hal yang menjadi poin penting.
“Harus jaga jarak, dipisah antara pasien COVID-19 dan bukan, jadwalnya diatur agar datang tidak berkerumun, dan ditekankan untuk menjaga protokol 3M kepada semua nakes dan pasien yang ada di puskesmas dan posyandu,” ujar Rizky.
Pekan imunisasi dunia yang dilaksanakan tiap pekan keempat bulan April menjadi momentum untuk mengingatkan kembali semua pihak baik pemerintah dan masyarakat tentang pentingnya imunisasi untuk mencegah kesakitan, disabilitas, dan kematian akibat penyakit berbahaya yang sebenarnya bisa dicegah.
Simak Video Berikut Ini
Pentingnya Imunisasi
Dokter spesialis Anak dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Prof. Dr. dr. Soedjatmiko dalam keterangan yang sama menyatakan semua negara mengakui imunisasi itu aman dan bermanfaat, untuk mencegah sakit berat, disabilitas, dan kematian.
“Oleh karena itu, negara-negara berusaha memberikan vaksin gratis kepada rakyatnya, supaya bayi, balita, anak, hingga remaja terhindar dari kesakitan dan kematian,” kata Soejatmiko.
Imunisasi dinilai penting karena merupakan layanan kesehatan untuk melindungi orang-orang yang rentan terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I).
Dengan memberikan imunisasi secara tepat waktu, orang-orang tersebut dan masyarakat dapat tetap terlindungi dan kemungkinan terjadinya wabah PD3I berkurang.
Penyakit seperti difteri, campak, pneumonia, masih ada dan perlu ditekan penularannya, tambah Soejatmiko. Sebelum pandemi COVID-19 banyak bayi yang terancam oleh penyakit tersebut, sementara di masa pandemi COVID-19 seolah-olah penyakit tersebut berkurang.
“Tapi sebenarnya apabila vaksinasi tidak dilakukan lengkap, terutama bagi bayi-bayi yang lahir sejak 2020, bisa berpotensi ada wabah baru selain COVID-19,” tutup Soedjatmiko.
Advertisement