Mengenal Operasi Bariatrik, Solusi Penurunan Berat Badan dengan Metode Terbaru Pengecilan Lambung

Melalui operasi bariatrik, pasien bisa menurunkan berat badan hingga ideal dan terhindari dari risiko komplikasi penyakit akibat obesitas.

oleh Gilar Ramdhani pada 23 Apr 2021, 11:00 WIB
Ilustrasi obesitas. (Credit: Shutterstock)

Liputan6.com, Jakarta Dalam ilmu kedokteran, terdapat langkah operasi untuk mengatasi masalah obesitas dan menurunkan berat badan hingga ideal, yakni melalui operasi bariatrik. Apa itu operasi bariatrik? Siapa saja yang bisa melakukannya? Dan manfaat apa saja yang didapatkan oleh pasien? Berikut penjelasan dari dr. Handy Wing, Sp.B-KBD, FBMS, FINACS, FICS.

Masalah obesitas atau kelebihan berat badan tidak boleh dianggap sepele. Sebab obesitas bisa meningkatkan risiko terjadinya gangguan kesehatan dari ujung kepala hingga kaki. Diantaranya sakit kepala migren, asma, risiko serangan jantung, hipertensi, asam lambung dan kolesterol meningkat, perlemakan hati, diabetes, gangguan kesuburan, artritis, hingga asam urat.

Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa pada mereka yang mengalami obesitas, kualitas hidupnya menurun karena mudah lelah dan tidak bisa beraktivitas seperti orang normal pada umumnya. Selain itu, masalah obesitas juga menyebabkan angka harapan hidup lebih pendek akibat risiko penyakit yang muncul dari obesitas. 

Dari pada harus mengonsumsi obat-obatan untuk mengatasi masing-masing penyakit yang muncul karena obesitas, lebih baik mengatasi akar permasalahan yakni menghilangkan obesitas dan menurunkan berat badan hingga ideal dengan cara menjalani operasi bariatrik.

Operasi Bariatrik

Dr. Handy Wing menjelaskan operasi bariatrik atau Bariatric Surgery adalah suatu tindakan medis untuk mengatasi permasalahan obesitas yang sudah menyebabkan komplikasi dan gangguan kesehatan.

"Tujuan dari operasi bariatrik ini adalah untuk mengatasi obesitas dengan cara mengurangi asupan makanan melalui teknik mengubah anatomi dari lambung. Metode operasi batriatrik diantaranya sleeve gastrectomy dan gastric bypass," ujar dr. Handy Wing saat berbincang dengan liputan6.com pada Kamis (15/4).

Ilustrasi metode operasi sleeve gastrectomy. (Credit: Shutterstock)

Pada metode sleeve gastrectomy, dr. Handy menjelaskan bagian lambung akan dibuang sekiranya 75 persen dan menyisakan 25 persen. 

"Sehingga yang tadinya bisa menampung 1-2 piring porsi makan, setelah menjalani operasi hanya bisa menampung kurang lebih sekitar 5 sendok makan. Dengan asupan makan yang berkurang diharapkan berat badan bisa turun," jelasnya.

Sementara pada metode gastric bypass, bagian lambung akan disisakan hanya 10 persen dan terpisah dari lambung besar. Dari lambung yang 10 persen itu akan bypass langsung ke usus halus yang sebelumnya juga dipotong lebih pendek.

"Sehingga penyerapan makanan tidak lagi melewati lambung yang besar dan usus halus yang panjang. Jadi seperti dibuat jalan tol," kata dr. Handy.


Siapa saja yang disarankan menjalani operasi bariatrik?

Ilustrasi gangguan kesehatan akibat obesitas. (Credit: Shutterstock)

Operasi bariatrik ditujukan pada orang-orang yang mengalami obesitas berat, yang kelebihan berat badannya di atas 30-40 kg dari berat badan idealnya. Untuk mengetahui berat badan ideal atau tidaknya bisa menggunakan rumus Indeks Massa Tubuh atau Body Mass Index (BMI).

BMI membandingkan berat badan Anda dengan tinggi badan Anda, dihitung dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat. Lebih mudah mengetahui BMI Anda dengan aplikasi BMI Calculator. Input tinggi dan berat badan Anda, setelah itu otomatis angka BMI muncul. Kalau BMI di bawah 25 masuk kategori normal, bila di atas 30 seseorang bisa dikatakan menderita obesitas.

Selain BMI yang tinggi, mereka yang disarankan untuk operasi bariatrik adalah pasien yang mengalami sejumlah penyakit dampak dari obesitas. Seperti yang disebut di awal, mulai dari terganggunya fungsi jantung, paru-paru, sesak nafas hingga sindrom metabolik seperti diabetes.

Ilustrasi seseorang yang menjalankan program diet. (Credit: Shutterstock)

Selanjutnya mereka yang selalu gagal menerapkan program diet dan terus berolahraga tapi tidak menurun juga berat badannya, maka operasi bariatrik menjadi solusi terbaik sebelum mengalami sejumlah gangguan kesehatan dan penyakit berbahaya.

"Pasien yang mengalami masalah kelebihan berat badan, mengalami komplikasi, tidak berhasil dengan metode diet dan olahraga tidak efektif untuk menurunkan berat badan, operasi bariatrik merupakan solusi terakhir," kata dr. Handy.

Dalam hal usia seseorang yang menderita obesitas harus menjalani operasi bariatrik, dr. Handy Wing menyebutkan bahwa biasanya pasien-pasien obesitas yang sudah melewati masa pertumbuhan.  

"Hampir tidak ada batasan usia, biasanya pasien-pasien yang sudah melewati masa pertumbuhan. Usianya antara 18-65 tahun. Sepanjang pasien tersebut fit dan bisa menjalani pembiusan dan operasi," ujar dr. Handy Wing yang menambahkan bahwa sebelum tindakan operasi, dokter akan menilai fungsi paru-paru dan jantung pasien terlebih dahulu.


Operasi Bariatrik Gunakan Teknik Laparoscopy

Ilustrasi teknik Laparoscopy. (Credit: Shutterstock)

Operasi bariatrik tergolong prosedur yang aman dilakukan karena menggunakan teknik operasi laparoscopy yang minimal invasif. Bukan bedah dengan sayatan terbuka, melainkan menggunakan luka-luka kecil sebanyak 4 titik. Menggunakan alat khusus berukuran kecil dengan bantuan kamera dan monitor. 

Bagian lambung yang dipotong kemudian perekatannya dengan cara stapler dengan bahan titanium yang aman sehingga lambung tetap rapat dan bebas dari pendarahan maupun kebocoran.

"Kemungkinan komplikasi lebih kecil, pendarahan juga lebih sedikit, pemulihan bisa lebih cepat dan bekas luka hanya berukuran 1-1,5 cm sebanyak 4 titik. Walau bagaimanapun operasi tidak luput dari risiko, namun dengan kemajuan teknologi di bidang kedokteran bisa diminimalisir komplikasi dan resikonya," ujar dr. Handy.


Pasca Operasi Bariatrik

Dr. Handy Wing mengatakan bahwa lambung yang dipotong butuh waktu kira-kira 1-2 minggu untuk sembuh dan rapat sempurna. Sehingga pasca operasi dalam jangka waktu tersebut, pasien belum diperbolehkan mengonsumsi makanan yang padat. Konsumsi makanan perlu bertahap mulai dari yang cair terlebih dahulu.

"Dengan lambung yang kemudian berukuran kecil dan kapasitas makan hanya sekitar 5 sendok otomatis masukan vitamin, mineral yang masuk ke tubuh akan lebih sedikit. Agar tidak berisiko kekurangan vitamin dan mineral, setelah operasi metode sleeve gastrectomy khususnya dibutuhkan asupan multivitamin selama 6-12 bulan. Karena bila kekurangan vitamin bisa menyebabkan macam-macam penyakit,” ungkap dri. Handy.

Ilustrasi metode operasi gastric bypass. (Credit: Shutterstock)

Secara umum dampak metode sleeve gastrectomy lebih baik dari metode gastric bypass, karena pasien obesitas yang disertai penyakit diabetes misalnya selesai menjalani gastric bypass harus mengonsumsi multivitamin seumur hidupnya agar tidak berisiko kekurangan vitamin dan mineral. Hal ini merupakan efek dari penyerapan vitamin dan mineral dari makanan yang dikonsumsi sangat sedikit. 

"Bila sebelumnya pasien rutin suntik insulin atau mengonsumsi obat-obatan diabetes, maka pada pasien yang menjalani operasi gastric bypass, sekitar separuhnya bisa terbebas dari obat-obatan diabetes. Kemudian sebagian lagi, dosisnya berkurang. Misalnya tadinya harus suntik insulin, sekarang bisa hanya obat-obatan minum saja. Bila sebelumnya butuh banyak obat, bisa jadi hanya satu obat saja," jelasnya.


Penurunan Berat Badan Secara Bertahap

Ilustrasi berat badan menurun. (Credit: Shutterstock)

Operasi bariatrik ini bukan sesuatu seperti sulap atau magic yang membuat pasien obesitas keesokan harinya langsung kurus atau mengalami penurunan berat badan. Setelah operasi dibutuhkan komitmen dan keseriusan pasien untuk menerapkan pola hidup sehat. Meskipun lambung sudah berukuran kecil, pasien juga harus telaten menjaga konsumsi makanan.

Hindari makanan yang mengandung kalori tinggi dan banyak mengandung gula. Biarpun lambung berukuran kecil, bila seseorang suka minuman soft drink dan kekinian yang berkalori tinggi itu akan membuat tujuan membatasi kalori yang masuk ke tubuh tidak optimal dan bisa mengganggu upaya untuk menurunkan berat badan yang diharapkan.

"Selain asupan makanan tinggi kalori dikurangi, juga tetap pola hidup yang aktif. Disarankan untuk berolahraga, misalnya 3-5 seminggu, selama 30 menit -1 jam. Diharapkan dalam jangka waktu 6 bulan - 1 tahun, pasien bisa kembali ke berat badan yang ideal," kata dr. Handy.

Itulah gambaran mengenai operasi bariatrik yang bertujuan mengatasi masalah obesitas sekaligus memberikan pemahaman begitu pentingnya menjaga berat badan tubuh agar terbebas dari obesitas dan gangguan kesehatan lain yang lebih berbahaya.

dr. Handy Wing, Sp.B-KBD, SpB-KBD, FBMS, FINACS, FICS

Bila Anda maupun keluarga ada yang mengalami masalah obesitas maupun gangguan penyakit akibat dari obesitas, dapat berkonsultasi dengan dr. Handy Wing, Sp.B-KBD, FBMS, FINACS, FICS yang berpraktek di Omni Hospital Alam Sutera.  

Informasi dan jadwal konsultasi Anda dapat langsung hubungi Call Center Omni Hospital di telp: 2977-9999 (WA/Call).

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya