3 Tantangan Umum dalam Mengubah Perilaku Masyarakat terkait Protokol Kesehatan COVID-19

Kepatuhan dalam menjalankan protokol kesehatan COVID-19 menjadi salah satu kunci penanganan penyebaran wabah yang telah lebih dari satu tahun menyerang Indonesia.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 27 Apr 2021, 13:59 WIB
Pengendara motor melintasi mural bertema imbauan protokol kesehatan COVID-19 di kawasan Cakung Barat, Jakarta, Minggu (18/10/2020). Mural karya warga setempat tersebut bertujuan mengingatkan masyarakat akan pentingnya memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Kepatuhan dalam menjalankan protokol kesehatan COVID-19 menjadi salah satu kunci penanganan penyebaran wabah yang telah lebih dari satu tahun menyerang Indonesia maupun dunia.

Namun, hingga kini Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) sebagai bagian dari konsorsium program Active Citizens Building Solidarity and Resilience in Response to COVID-19 (ACTION) masih menemukan 3 tantangan umum dalam mengubah perilaku masyarakat.

Ketiga tantangan umum tersebut yakni:

-Protokol kesehatan hanya dianggap formalitas sehingga diterapkan hanya pada saat ada pemeriksaan atau razia.

-Masyarakat tetap mengacuhkan protokol kesehatan meskipun mengetahui bahaya COVID-19 karena didesak oleh kepentingan lainnya, misalnya harus berjualan, bekerja, dan lain-lain.

-Masyarakat semakin abai terhadap penerapan protokol kesehatan karena tidak adanya penegakan hukum bagi para pelanggar terutama di tempat-tempat umum seperti pasar.

Tantangan-tantangan ini ditemukan di 5 wilayah intervensi program ACTION yang mencakup Kabupaten Bogor, Kabupaten Lombok Timur, Kota Administratif Jakarta Timur, Kota Makassar, dan Kota Yogyakarta.

Pegiat Sekolah Perempuan di Kabupaten Lombok Timur, Siska Hamidatul Aini (32) mengatakan bahwa masyarakat masih enggan untuk mencuci tangan menggunakan air dan sabun karena pemahaman yang belum sempurna perihal efek cuci tangan dalam menurunkan keterpaparan dari virus SARS-COV-2.

Siska setuju bahwa edukasi berkelanjutan terkait protokol kesehatan masih perlu dilakukan.

“Kader juga bisa membantu sosialisasi protokol kesehatan ke masyarakat karena saya masih bisa lihat di posyandu masih banyak yang belum menggunakan masker,” katanya mengutip keterangan pers CISDI, Jumat (23/4/2021).

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Berikut Ini


Penyelenggaraan Lokakarya

Pentingnya mengubah perilaku masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan COVID-19 memicu CISDI dan program ACTION untuk menyelenggarakan lokakarya daring.

Lokakarya ini berisi kampanye perubahan perilaku protokol kesehatan COVID-19 yang diselenggarakan pada 23 Maret 2021 hingga 15 April 2021.

Menurut keterangan CISDI, kegiatan ini digelar dengan tujuan mendiskusikan tantangan serta merumuskan solusi dalam meningkatkan kesadaran akan perilaku protektif, di antaranya mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, memakai masker, dan menjaga jarak.

Kegiatan dihadiri oleh 240 perwakilan tokoh masyarakat dari 5 wilayah intervensi. Hal ini sejalan dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang telah mengeluarkan panduan strategi pelibatan komunitas dalam upaya komunikasi risiko pada 23 Desember 2020. Sebagaimana dianjurkan dalam dokumen Strategi Komunikasi Risiko dan Pelibatan Komunitas Global untuk COVID-19.

Dengan panduan ini, WHO mendorong terwujudnya pendekatan yang berpusat pada manusia dan mengedepankan pelibatan masyarakat untuk meningkatkan kepercayaan serta kohesi sosial yang pada akhirnya mengurangi dampak negatif COVID-19.


Infografis 9 Waktu Tepat Cuci Tangan Hindari COVID-19

Infografis 9 Waktu Tepat Cuci Tangan Hindari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya