Liputan6.com, Jakarta - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau Risma mengatakan, ukuran sukses perempuan tidak semata ditandai menduduki jabatan tinggi tertentu di sebuah perusahaan atau instansi. Tapi bisa juga sebagai ibu rumah tangga yang mengajarkan anak-anak menjadi orang yang luar biasa.
"Perempuan memiliki kemampuan multitalenta dan teliti, di mana pun mereka berada bisa sukses, termasuk sebagai ibu rumah tangga dengan menyiapkan anak-anak mereka menjadi calon generasi bangsa yang luar biasa," kata Risma dalam keterangan tulis, Jumat (23/4/2021).
Advertisement
Risma mengatakan, sosok Kartini modern kendati sukses dalam kariernya tidak melupakan jati dirinya sebagai seorang perempuan.
"Saya kira ini substansi spirit Kartini, perempuan di era modern selain banyak yang sukses tapi tidak melupakan kodrat sebagai ibu bagi anak-anaknya," kata Risma.
Terlebih, di era digital di mana kecanggihan alat komunikasi, para ibu tetap bisa terhubung dengan anak-anaknya di mana pun dan kapan pun dengan bantuan gawai.
"Beda masa orang tua dulu, dengan alat komunikasi peran ibu tetap bisa berperan tanpa kehilangan momen, seperti bisa video call dan sebagainya," tutur Risma.
Dia mengatakan, Kementerian Sosial RI mendorong peran perempuan untuk terus berkontribusi nyata dalam berbagai lini kehidupan sesuai spirit Kartini.
"Spirit Kartini di era modern tidak sebatas mengurus wilayah domestik, melainkan banyak yang sukses di bidang lainnya," ujar Risma.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Peran Ibu di Tengah Pandemi
Mantan Wali Kota Surabaya ini mengatakan, perempuan ditakdirkan Tuhan memiliki kekuatan di tengah kelembutan, bahkan tidak jarang menjadi tulang punggung dari keluarga.
"Saat terjadi pandemi Covid-19, peran perempuan sudah tak bisa terbantahkan lagi di mana harus menjadi guru menemani anak-anak belajar di rumah," kata dia.
Selain itu, Mensos Risma mengingatkan bahwa kecanggihan teknologi informasi harus disikapi oleh para perempuan atau ibu dengan mengawasi anak-anak pada saat menggunakan gawai agar terhindari dari hal-hal yang negatif dan tidak harapkan.
Penggunaan gawai oleh anak-anak tanpa pengawasan, tidak jarang membawa petaka yang bisa fatal, seperti jadi korban risak atau bully oleh teman-temannya.
"Penggunaan gawai dan teknologi tetap harus hati-hati, para ibu harus tetap menjaga anak-anak jangan sampai terganggu belajar, tumbuh kembang, serta tidak menghabiskan waktu dengan bermain gawai canggih," ujar dia.
Advertisement