Bulog Proyeksikan Stok Beras Capai 1,4 Juta Ton hingga Akhir 2021

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) memperkirakan stok cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 24 Apr 2021, 13:00 WIB
Pekerja saat mengangkut karung berisi beras yang belum terpakai di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Kelapa Gading, Kamis (18/3/2021). Dirut Perum Bulog Budi Waseso menegaskan tahun ini Indonesia tidak akan mengimpor beras. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) memperkirakan stok cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog bakal mencapai 1,4 juta ton hingga Juni 2021.

Stok ini dihitung dari sisa cadangan tahun lalu sebesar 800 ribu ton, dan penyerapan hingga Mei 2021 yang diprediksi mencapai 600 ribu ton.

Sekretaris Perusahaan Bulog Awaludin Iqbal memprediksi, stok cadangan beras sebesar 1,4 juta ton juga dapat tercapai hingga akhir tahun ini. Proyeksi itu keluar sesuai dengan perhitungan penyerapan per bulan dan prediksi musim panen yang telah disusun Perum Bulog.

"Total kan target 1,4 juta ton satu tahun. Bukan target sebenarnya, lebih kepada proyeksi untuk estimasi penyerapan kita itu 1,4 juta ton selama satu periode tahun," ujar Iqbal kepada Liputan6.com, Sabtu (24/4/2021).

Secara estimasi, Iqbal menjelaskan, Bulog memang memiliki penugasan untuk menjaga stok cadangan beras pemerintah di kisaran 1-1,5 juta ton. Kebijakan ini telah diputuskan dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas) pada 2018 lalu.

Pasca musim panen tahun ini berakhir, dia memastikan Bulog akan terus menyalurkan beras ke hilir sehingga ketersediaannya di pasar domestik tetap tercukupi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kendala Distribusi

Pekerja saat mengangkut karung berisi beras yang belum terpakai di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Kelapa Gading, Kamis (18/3/2021). Dirut Perum Bulog Budi Waseso menegaskan tahun ini Indonesia tidak akan mengimpor beras. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Namun, Iqbal mengakui Bulog masih mengalami kendala dari sisi hilir atau pendistribusiannya. Sebab beras CBP yang dikelola selama ini harus melalui penugasan pemerintah untuk dapat keluar dari gudang.

"Jangan pernah berpikir bahwa setelah itu (musim panen berakhir) macet, stok itu dibiarkan tidak digunakan. Sebetulnya stok Bulog itu idealnya memang terjadi perputaran sesuai kebutuhan, tidak seperti in-out langsung," ungkapnya.

"Jadi setelah bulan Mei pun akan ada pemasukan, tetap akan ada pengeluaran, sehingga beras itu relatif bisa dijaga kesegarannya. Tapi intinya stok itu akan senantiasa ada di atas 1 juta ton," tegas Iqbal.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya