Imbas Memburuknya Kasus Covid-19 di India, Taj Mahal Ditutup Sampai 15 Mei 2021

Selain Taj Mahal, pemerintah India juga menutup sementara 3.693 monumen dan 50 museum.

oleh Henry diperbarui 24 Apr 2021, 15:00 WIB
Wisatawan mengunjungi Taj Mahal, setelah ditutup selama lebih dari enam bulan, di Agra, India pada Senin (21/9/2020). Taj Mahal kembali dibuka untuk umum hari ini, Senin (21/9), saat negara dengan 1,3 miliar orang itu telah mencatat lebih dari 5,4 juta kasus Covid-19. (AP Photo/Pawan Sharma)

Liputan6.com, Jakarta - India terguncang akibat lonjakan kasus positif Covid-19 baru, meregangkan rumah sakit hingga batasnya dengan kekurangan tempat tidur, oksigen, dan obat-obatan karena lebih dari 2.000 orang meninggal setiap hari.

Dengan situasi yang makin memburuk,Survei Arkeologi India (ASI) pada hari Kamis, 22 April 2021 memutuskan untuk menutup semua monumen, museum, dan situs yang dilindungi termasuk Taj Mahal, Qutub Minar dan makam Humayun setidaknya sampai 15 Mei 2021 sebagai tindakan pencegahan terhadap dampak Covid-19.

"Kami sudah memutuskan untuk menutup semua monumen, situs dan museum yang dilindungi secara terpusat di bawah Survei Arkeologi India dengan segera dan hingga 15 Mei 2021 atau hingga informasi lebih lanjut," terang NK Pathak, direktur (monumen), ASI yang dilansir New Indian Express, 23 April 2021.

Penutupan ini termasuk 3.693 monumen dan 50 museum. Di monumen pemujaan seperti Kuil Puri Jagannath dan Kuil Somnath, kegiatan ibadah setiap hari tetap bisa dilakukan tetapi tidak dibolehkan ada pertemuan publik. Selama penutupan, Taj Mahal akan direkonstruksi dan dibersihkan dan harus sudah siap ketika objek wisata tersebut dibuka kembali untuk wisatawan.

"Selama penutupan, perawatan lumpur akan diterapkan pada kubah utama Taj Mahal sedangkan mentara konservasi menara di monumen akan dilakukan," ucap Vasant Kumar Swarnkar, Arkeolog Pengawas ASI

Lumpur secara teratur digunakan untuk menghilangkan noda kuning yang muncul selama bertahun-tahun di fasad marmer putih Taj Mahal. Cara itu dipercaya dapat membantu mengembalikan kilau alami dan warna monumen.

Saksikan Video Pilihan Berikut:


Tidak Taat Protokol Kesehatan

Relawan menyiapkan piring makanan untuk umat Muslim saat mereka berbuka puasa di Masjid Jama pada hari pertama bulan suci Ramadhan, di New Delhi (14/4/2021). Masjid ini didirikan oleh Kaisar Mogul, Syah Jehan, yang juga membangun Taj Mahal. (AFP/Prakash Singh)

India sekarang adalah negara dengan kasus Covid-19 tertinggi kedua di dunia, setelah Amerika Serikat. Dengan begitu banyak kasus setiap hari di seluruh negeri, badan-badan pemerintah terus memantau situasi dan membuat perubahan pada pedoman khususnya pada bidang pariwisata. Di Delhi, ada sekitar 170 bangunan bersejarah yang dikelola ASI dan hanya 13 yang harus membayar tiket masuk

Benteng Merah, Qutub Minar, dan Makam Humayun adalah beberapa situs yang paling banyak dikunjungi di kota karena menerima sekitar 10.000 pengunjung setiap hari.Semua destinasi ini seharusnya akan dibuka kembali pada Juli tetapi ada batasan jumlah pengunjung.

"Telah diamati bahwa orang dalam jumlah besar datang ke situs warisan dan di beberapa situs, menjaga jarak dan protokol kesehatan tidak diikuti oleh para wisatawan," kata seorang pejabat ASI, yang tidak mau disebutkan namanya.

Total kasus COVID-19 di India baru saja melewati level 15 juta berdasarkan data Johns Hopkins University, Jumat, 23 April 2021. Jumlah kasusnya mencapai 16,2 juta. Ada tambahan kasus sebesar 332 ribu kasus pada Kamis, 22 April 2021. Ini adalah kedua kalinya kasus di India berada melewati 300 ribu, serta menandakan penambahan kasus harian tertinggi di India.


Indonesia Waspada Eksodus Tsunami Covid-19 India

Infografis Indonesia Waspada Eksodus Tsunami Covid-19 India (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya