Liputan6.com, Jakarta - Kapal selam Indonesia KRI Nanggala 402 hilang kontak pada Rabu, 21 April dini hari. Kapal tersebut merupakan kapal selam yang berada di bawah kendali Satuan Kapal Selam Komando Armada RI Kawasan Timur.
Dibangun oleh pabrikan asal Jerman, Howaldtswerke-Deutsche Werft, KRI Nanggala 402 resmi berlayar pada 21 Oktober 1981 dengan bobot mencapai 1.285 ton di permukaan dan 1.390 saat menyelam.
Advertisement
Kapal yang memiliki panjang 59,5 meter dan lebar 6,3 meter ini memiliki sejumlah mesin pendorong, yaitu 4 x mesin diesel MTU 12V493 AZ80 GA31L bertenaga 0,001790 MW (2,400 hp), 4 x alternator Siemens bertenaga 2300 hp (1,7 MW), serta 1 x motor Siemens bertenaga 0,003430 MW (4,600 hp).
Dengan mesin tersebut KRI Nanggala 402 dapat bergerak dengan kecepatan 11 knot atau 20 kilometer per jam di permukaan dan 21,5 knot atau 39,8 kilometer per jam saat menyelam.
Nanggala juga dilengkapi dengan radar permukaan berjenis Thomson-CSF Calypso, I-band serta sonar pencarian dan penyerangan aktif/pasif Atlas Elektronik CSU 3-2.
Bukan hanya itu, kapal selam kelas Cakra ini dipersenjatai dengan torpedo AEG SUT 264, yakni merupakan torpedo kelas berat berukuran 21 inci (53,34 cm) yang diproduksi oleh Altas Elektronik.
KRI Nanggala 402 pernah mengalami perbaikan di Korea Selatan dan selesai pada 2012 silam. Pada perbaikan ini, sebagian struktur atas kapal diganti dan sistem persenjataan, sonar, radar, kendali tempur, dan propulsi dimutakhirkan.
Setelah perbaikan, Nanggala mampu menembakkan empat torpedo secara bersamaan menuju empat target yang berbeda dan meluncurkan misil antikapal seperti Exocet atau Harpoon.
Selain itu, kedalaman selam KRI Nanggala 402 bertambah menjadi 257 meter (843 ft) dan kelajuan maksimumnya dinaikkan dari 21,5 knot (39,8 km/jam) menjadi 25 knot (46 km/jam).
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Deretan Misi Kapal Selam KRI Nanggala 402
Pada April hingga Mei 1992, KRI Nanggala 402 pernah ditugaskan untuk sebuah misi intelijen di Samudra Hindia. Pada Agustus hingga Oktober 1999, Nanggala kembali ditugaskan dalam sebuah misi intelijen di Timor Timur.
Misi tersebut dilakukan bersama KRI Cakra (401) untuk melacak pergerakan Pasukan Internasional untuk Timor Timur (INTERFET) setelah mereka mendarat di sana.
Pada 8 April 2005, di tengah konflik sengketa Blok Masela, KRI Tedong Naga (819) dari Indonesia terpaksa menyerempet Kapal Diraja Rencong milik Malaysia di Nunukan, Kalimantan Timur karena melakukan manuver-manuver yang membahayakan pembangunan mercusuar Karang Unarang.
Pada Mei 2005, KRI Nanggala 402 ditugaskan menuju kawasan tersebut untuk berjaga-jaga apabila terjadi keadaan yang mendesak. Selain itu, KRI Nanggala juga ditugaskan untuk "mengintai, menyusup, dan memburu sasaran-sasaran strategis".
Dan pada 28 hingga 29 Agustus 2012, kapal selam ini diikutsertakan dalam sebuah latihan gabungan bersama kapal selam USS Oklahoma City milik Amerika Serikat. Latihan tersebut juga diikuti oleh KRI Diponegoro (365) dan sebuah helikopter Bölkow-Blohm.
Advertisement
21 April 2021, KRI Nanggala Hilang Kontak
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengumumkan KRI Nanggala 402 hilang kontak pada Rabu dini hari, 21 April 2021.
"Ya benar, di 60 mile dari Bali dan Seluruh kapal yang punya kemampuan pencarian di bawah air (dikerahkan)," kata Hadi saat dikonfirmasi langsung lewat pesan singkat, Rabu (21/4/2021).
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (AL), Laksamana Pertama Julius Widjojono mengatakan, ada 53 awak kapal yang berada di dalam Kapal Selam Perang Republik Indonesia (KRI) Nanggala-402.
"Ada 53 orang di dalam kapal (KRI Nanggala-402)," tulis Julius dalam pesan tertulis, Rabu (21/4/2021).