Ikan Tak Laku di Garut pada Ramadan Ini, Kenapa?

Selain dampak pandemi Covid-19 yang masih terasa, banyaknya warung nasi dan restoran yang tutup selama ramadan, membuat omset mereka turun tajam saat ramadan tahun ini.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 25 Apr 2021, 22:00 WIB
Beberapa ikan segar di salah satu lapak jualan ikan mas segar di sekitar daerah Cicurug, Kecamatan Garut, Jawa Barat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Penjual ikan di Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengeluh akibat merosotnya omzet pada Ramadan 1442 Hijriah ini.

Penjual ikan di kawasan Cicurug Desa Suci Kaler, Kecamatan Karangpawitan Garut, Rahmi, 23 tahun mengatakan, memasuki pertengahan Ramadan tahun ini, omzet penjualan ikan justru cenderung berkurang.

“Tahun lalu saat Ramadan sehari-hari bisa menjual hingga 7-8 kuintal (700-800 kilogram),” ujarnya, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, pasokan ikan mas dan nila yang berasal dari waduk Jatiluhur Purwakarta dan Cirata Kabupaten Bandung, terbilang melimpah. Namun sayang daya beli masyarakat justru rendah.

“Kalau faktornya sendiri saya kurang tahu, mungkin karena Corona (Covid-19),” kata dia.

Menurutnya, pandemi covid-19 yang sudah berlangsung setahun terakhir cukup memukul pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di kabupaten Garut, akibatnya permintaan ikan pun ikut tergerus.

“Sebelum pandemi kami bisa menjual hingga satu ton sehari, sekarang paling tiga kuintal (300 kilogram) sudah bagus, banyak yang gulung tikar,” kata dia.

Kondisi itu ikut menjalar hingga Ramadan. Tercatat sejak pertama kali Ramadan omzet penjualan ikan belum beranjak di bawah 5 kuintal (500 kilogram).

“Kami sebenarnya berharap Ramadan ramai, tetapi nyatanya masih saja sepi,” kata dia.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Pengaruh Rumah Makan Tutup

Hal senada disampaikan Enjang, 30 tahun, jual ikan lainnya. Marebaknya pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung setahun lebih, berdampak pada penjualan ikan bagi konsumen.

“Wajar saja, sebab banyak warung dan tempat usaha yang tutup,” kata dia.

Bahkan kondisi itu diperburuk dengan banyaknya rumah makan yang tutup selama Ramadan berlangsung. “Kalau pun buka kan tidak seluruhnya, paling hanya sebagian,” kata dia.

Namun meskipun demikian, Enjang berharap masuknya lebaran serta pemberlakuan pembatasan sosial secara mikro yang terus diperluas pemerintah, memudahkan pelaku usaha untuk kembali berusaha.

“Asal rumah makan buka secara normal, pelanggan ikan itu sebenanya tetap ada,” ujar dia optimis.

Saat ini harga jual ikan mas dan nila dijual di kisaran Rp28-30 ribu per kilogram. Harga ini nyaris sama dengan harga daging ayam yang malai kembali di kisaran Rp35 ribu per kilogram.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya