Liputan6.com, Jakarta - JPMorgan menyesali memberikan dukungan untuk pembentukan Liga Super Eropa. Pembentukan Liga Super Eropa ini juga gagal setelah badai protes dari penggemar dan politikus.
"Kami jelas salah menilai bagaimana kesepakatan ini akan dilihat oleh komunitas sepak bola yang lebih luas dan bagaimana hal itu berdampak pada mereka pada masa depan," ujar seorang perwakilan bank, dilansir dari CNBC, ditulis Minggu (25/4/2021).
Advertisement
JPMorgan mengatakan, belajar dari hal tersebut. "Kami akan belajar dari ini," tutur dia.
JPMorgan menyediakan hibah 3,5 miliar euro atau sekitar USD 4,2 miliar kepada klub pendiri untuk dibelanjakan infrastruktur dan pemulihan dari dampak pandemi COVID-19.
JPMorgan adalah satu-satunya pemberi pinjaman untuk kompetisi sepak bola baru yang diusulkan oleh Presiden Real Madrid Florentino Perez.
Paket pembiayaan adalah kunci untuk membantu Perez mendapatkan kepercayaan dari klub-klub besar Eropa lainnya dan menyusun perjanjian mengikat 12 klub secara keseluruhan termasuk Juventus, Manchester United, Liverpool dan Barcelona yang bertujuan meningkatkan pendapatan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Hadapi Kritikan Penggemar
Namun, rencana itu gagal pada 21 April, kurang dari 48 jam sejak diumumkan dengan 8 dari 12 anggota pendiri dari Inggris, Italia, Spanyol pergi di bawah tekanan besar-besaran dari penggemar, politikus, pejabat sepak bola dan bahkan keluarga kerajaan Inggris.
JPMorgan juga hadapi kritik atas perannya dalam mendanai klub di Liga Super Eropa setelah penggemar sepak bola segera turun ke Twitter. Penggemar sepak bola itu menyerukan boikot bank wall street itu.
"Kami akan hindari bisnis dan produk keuangan yang JPMorgan miliki,” tulis unggahan seorang penggemar pada 19 April 2021.
Advertisement