Liputan6.com, Jakarta - Kuntjoro Pinardi menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Direktur Pemeliharaan dan Perbaikan PT PAL Indonesia (Persero) meskipun baru dilantik beberapa hari lalu.
Hal ini dilakukan lantaran ramainya isu yang menyebutkan Kuntjoro sebagai pendukung gerakan radikalisme dan pemulangan eks-ISIS.
Advertisement
"Saya tidak ingin keributan ini berlanjut sehingga mengganggu keberlangsungan usaha PT PAL Indonesia ke depannya. Oleh karena itu, dengan ini saya nyatakan pengunduran diri saya sebagai Direktur Pemeliharaan Dan Perbaikan PT PAL," kata Kuntjoro dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, Senin (26/4/2021).
Kuntjoro juga menanggapi tudingan yang menyebutnya sebagai pendukung gerakan radikalisme. Dirinya diketahui pernah maju menjadi calon legislatif (caleg) Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
"Saya memang pernah menjadi calon legislatif PKS dalam Pemilu 2014 di daerah pemilihan Jawa Tengah. Setelah gagal terpilih, saya mundur dari partai tersebut dan kembali ke dunia akademis dan bisnis sesuai bidang keahlian saya," tegas Kuntjoro.
Kuntjoro berharap, dengan melakukan pengunduran diri, program pembangunan yang direncanakan Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dapat berjalan dapat berjalan dengan baik ke depannya.
Sebelum penunjukkan ini, Koentjoro sepenuhnya bekerja sebagai dosen, antara lain mengajar mata kulia Data Communication. Dia juga sempat menjadi anggota Komite Manajemen Risiko Dan Teknologi Informasi di BPJS Ketenagakerjaan, selain bekerja di beberapa perusahaan internasional.
"Pengetahuan dan pengalaman kerja ini menurut saya yang menjadi pertimbangan Kementerian BUMN dalam menunjuk saya menjadi direksi PT PAL Indonesia," ujarnya.
Rencananya soal pengunduran diri ini disampaikan kepada Menteri BUMN Erick Tohir Senin (26/4/2021) pagi ini.
Twitter Ferdinand Hutahaean
Adapun, beberapa pihak yang dimaksud ialah mantan politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean dan Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Nasional REPDEM, organisasi sayap PDI Perjuangan, Abe Tanditasik.
"Sdr @erickthohir @KemenBUMN betul bahwa semua anak bangsa harus dilibatkan membangun negeri. Tp ingat, anak bangsa yang punya ideologi tunggal Pancasila, yg mendukung NKRI dan bukan berasal dari kelompok yang mendukung radikalisme bahkan mendukung pemulangan teroris ISIS eks WNI," demikian bunyi cuitan Ferdinand dari akun Twitternya @FerdinandHaean3.
Baca Juga
Advertisement