Liputan6.com, Jakarta - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa, Asrorun Niam Sholeh, menyampaikan belasungkawa atas tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402.
"Ini bukan hanya duka bagi keluarga atau bagi tentara semata. Tapi ini adalah duka bangsa. Semua warga bangsa berduka dan berkabung, karena tugas yang diemban KRI Nanggala 402 adalah salah satu tugas penting negara, yaitu menjaga pertahanan negara dan memberi rasa aman bagi warga,” kata Asrorun dalam keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com pada Senin, 25 April 2021.
Advertisement
Asrorun juga menambahkan bahwa setiap Muslim yang meninggal karena tenggelam, terlebih ketika mengemban tugas negara, merupakan mati syahid.
Korban KRI Nanggala 402 yang teridentifikasi sempat salat berjamaah sebelum berlayar, menjalankan tugas kedinasan dan tugas negara, karenanya mereka termasuk syuhada, tambahnya.
Dia pun mengutip sabda Rasulullah dalam hadits shahih:
عنْ أبي هُرَيْرةَ، قالَ: قالَ رَسُولُ اللَّه ﷺ: منْ قُتِل في سبيلِ اللَّه فهُو شَهيدٌ، ومنْ ماتَ في سَبيلِ اللَّه فهُو شهيدٌ، ومنْ ماتَ في الطَّاعُون فَهُو شَهيدٌ، ومنْ ماتَ في البطنِ فَهُو شَهيدٌ، والغَريقُ شَهيدٌ (رواه مسلم)
Dari Abi Hurairah RA beliau berkata: Rasulullah SAW bersabda:
"Siapa yang terbunuh di jalan Allah, dia syahid. Siapa yang mati (tanpa dibunuh) di jalan Allah dia syahid, siapa yang mati karena wabah Tha’un, dia syahid. Siapa yang mati karena sakit perut, dia syahid. Siapa yang mati karena tenggelam, dia syahid.” (HR. Muslim).
Simak Video Berikut Ini
Salat Ghaib
Melalui keterangan tersebut, Asrorun yang mewakili MUI juga mengajak seluruh umat Islam untuk salat ghaib bagi almarhumin dan mendoakan agar para korban diberikan tempat yang terbaik di sisi Allah SWT, keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan, keikhlasan dan kekuatan lahir batin.
“Mari berpartisipasi untuk meringankan duka mereka, termasuk dengan memberi beasiswa bagi putra putri yang ditinggalkan.”
“Kita juga mendoakan agar negara kita terus diberikan kemampuan dan kekuatan untuk menjaga pertahanan dan keamanan dan menjaga tegaknya NKRI, diselamatkan dari berbagai kesulitan, musibah, bala, marabahaya, dan berbagai ancaman luar dalam, hingga terwujud baldatun thayybatun wa rabbun Ghafur,” tutupnya.
Advertisement