Liputan6.com, Jakarta - Polemik soal mudik dilarang pemerintah tetapi tempat wisata diperbolehkan dibuka masih terus diperbincangkan masyarakat. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno kembali menjelaskan.
Ia menegaskan pelarangan mudik adalah demi menekan penyebaran kasus Covid-19. Berkaca pada mudik 2020, meski ada PSBB, penyekatan, dan pelarangan mudik, kasus Covid-19 melonjak hingga 94 persen.
"Kita tidak ingin hal tersebut terulang kembali. Karena itu dalam pelarangan mudik tahun ini di monitor secara ketat, kegiatan-kegiatan dalam bingkai PPKM Skala Mikro juga harus dipantau ketat," ujar Sandiaga dalam kunjungan kerja ke Yogyakarta, Senin (26/4/2021), berdasarkan rilis yang diterima Liputan6.com.
Baca Juga
Advertisement
Ia menambahkan, kewenangan pembukaan tempat wisata di daerah diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah daerah. Pertimbangannya berdasarkan angka kasus Covid-19 di tempat masing-masing.
"Kami memberi bantuan jika tempat pariwisata dibuka, harus tetap mematuhi protokol kesehatan CHSE. Dibuka atau tidaknya itu adalah wewenang pemerintah daerah sesuai angka Covid-19," ucap Sandiaga.
Salah satu dukungan pemerintah pusat terhadap sektor pariwisata adalah dengan memprioritaskan vaksinasi di daerah-daerah yang sangat terdampak, khususnya ekonomi yang turun karena sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Bali, Jakarta, dan Yogyakarta termasuk di dalamnya sesuai arahan Presiden Joko Widodo.
Sandiaga juga menegaskan bahwa wisatawan asing belum diperkenankan masuk ke Indonesia. Khusus untuk penerbangan dari dan ke India, Indonesia menutup total jalur masuk. "Ini langkah yang diambil untuk memastikan penularan Covid-19 dapat ditekan dan situasinya aman dan terkendali," tegas Sandi.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Pantau Vaksinasi di Yogyakarta
Menparekraf juga sempat meninjau pelaksanaan vaksinasi bagi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di Provinsi DI Yogyakarta sebagai salah satu upaya menekan laju penyebaran COVID-19 dan membangkitkan serta memulihkan ekonomi di Tanah Air. Dari 7.500 warga yang divaksinasi, 1.500 orang di antaranya adalah pelaku ekraf yang terdaftar.
"Pariwisata turun luar biasa, tapi Yogyakarta ini occupancy rate-nya luar biasa di atas 45 persen masih lebih tinggi dibandingkan destinasi wisata lainnya. Agar pemulihan ekonomi dan kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif kita bisa kembali," kata dia Sandiaga Uno.
Merujuk data Dinas Kesehatan DIY, angka penyebaran COVID-19 di Yogyakarta masih fluktuatif. Namun, dalam waktu belakangan cenderung menurun. Hal tersebut terlihat dari tingkat kesembuhan di DIY yang sudah mencapai 86 persen dan jumlah tervaksinasi lebih dari 65 persen (data bergerak) yang telah dilaksanakan berbagai pihak.
"Saya juga ingin mengapresiasi Dinas Pariwisata DIY yang telah melakukan beberapa langkah inovasi kebijakan seperti penyusunan pedoman adaptasi kebiasaan baru serta pembuatan aplikasi Visiting Jogja di mana bukan hanya pelayanan pembayaran secara nontunai tapi juga pendataan wisatawan, tracing, dan tracking serta manajemen pengunjung," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X mengatakan, berbagai upaya preventif telah ditempuh pemerintah daerah. Salah satunya dengan memvaksinasi masyarakat untuk menciptakan kekebalan kelompok sehingga DIY dapat segera bangkit dan mempercepat pemulihan ekonomi.
"Saya berharap Traveloka dan seluruh pihak dapat memberikan informasi dan terus mengedukasi masyarakat bahwa vaksinasi tidak serta merta menjadikan kita kebal terhadap COVID-19," katanya.
Advertisement