Wapres Ma'ruf Amin Minta Lembaga Pengelola Zakat Berbenah

Apabila pembenahan dapat dilakukan dengan baik, maka jumlah pemberi zakat dapat meningkat dan penerima manfaat dapat merasakan manfaatnya sesuai kebutuhan.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Apr 2021, 15:10 WIB
Petugas bersama seorang pria berdoa usai membayarkan zakat fitrah di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (23/6). Waktu pembayaran dibuka hingga malam takbiran dengan pembayaran zakat senilai Rp50ribu dan beras 3,5 liter. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin meminta lembaga pengelola zakat berbenah dalam menyalurkan dana umat. Hal ini penting dilakukan agar kepercayaan masyarakat terhadap lembaga tersebut dapat meningkat dan penyaluran ke masyarakat dapat lebih merata.

Dana sosial seperti zakat dan wakaf sendiri memang memiliki potensi yang besar untuk membangun kesejahteraan masyarakat. Selain untuk pembangunan sarana dan prasarana keagamaan, implementasi penyaluran zakat dan wakaf juga dapat digunakan di bidang pendidikan, kesehatan dan sosial.

“Karena kita ingin kepercayaan masyarakat kepada lembaga ini terus diperkuat, sehingga masyarakat tidak ingin selalu memberikan langsung zakat kepada sesama masyarakat yang kemungkinan penggunaannya bisa kurang merata," jelasnya ketika diwawancara oleh Top Manajemen Redaksi Bisnis Indonesia, yang dilakukan secara virtual dari Kediaman Resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta, Senin (26/4/2021).

Namun jika melalui lembaga, baik Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) maupun Lembaga Amil Zakat (LAZ), pemerintah sudah pastikan nantinya bersifat memperbaiki, lalu arah distribusinya ke tempat yang jelas supaya tepat sasaran.

Dia mengatakan, apabila pembenahan dapat dilakukan dengan baik, maka ke depan, penyerapan dana sosial pun dapat meningkat. Sehingga dalam jangka panjang, jumlah pemberi zakat dapat meningkat dan penerima manfaat dapat merasakan manfaatnya sesuai kebutuhan.

“Kita ingin ke depannya ada pembenahan-pembenahan zakat yang lebih baik, terutama agar lembaga-lembaga ini bisa menyerap lebih besar daripada sekarang. Sehingga kita bisa memonitor progress (perkembangan) nya juga," ungkap Wapres.

"Jadi ada korelasi antara penerimaan melalui lembaga dan non lembaga ini sangat berpengaruh. Juga kemudian yang kedua bagaimana mendistribusikan zakat itu kepada upaya-upaya pemberdayaan yang lebih baik lagi atau tepat sasaran," tambahnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Digitalisasi

Petugas zakat melakukan ijab penerimaan zakat di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (1/7). Waktu pembayaran dibuka hingga malam takbiran dengan pembayaran zakat senilai Rp50ribu dan beras 3,5 liter. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Wapres pun memberi contoh tentang digitalisasi sebagai salah satu upaya pembenahan yang dapat dilakukan. Sebab, di era modern sekarang ini, digitalisasi sudah diakui dapat mempermudah masyarakat dalam melakukan aktivitas-aktivitasnya.

Oleh karena itu, Wapres berpesan agar dapat dibuat kanal-kanal penerimaan zakat dan wakaf yang dapat diakses dimana saja untuk memudahkan masyarakat dalam beramal.

"Jadi, jangan kemudian penerimaan digitalisasi dan kanal-kanal yang harus juga memudahkan untuk bisa sampai. Ini juga sedang kita pikirkan baik kanal untuk zakat maupun kanal untuk wakaf," pesan Wapres.

Di samping itu, dia juga kembali mengingatkan bahwa saat ini sudah dilakukan perluasan jenis wakaf. Dari semula hanya wakaf berbentuk tanah, saat ini sudah ditransformasikan juga ke wakaf uang. Sehingga ke depan, seperti hal nya zakat, dana wakaf juga dapat diinvestasikan untuk pemberdayaan masyarakat di berbagai bidang.

"Sekarang kita transformasukan ke wakaf uang, sehingga bisa diinvestasikan di berbagai portfolio pungkas Wapres.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya