Memilih Sektor Saham saat Pandemi COVID-19

Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menyebut, saham seperti telekomunikasi menjadi salah satu yang mengalami sentimen positif karena pandemi.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 26 Apr 2021, 16:34 WIB
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi COVID-19 yang masih terjadi membuat beberapa emiten mengalami dampak negatif dari sisi pendapatan dan laba bersih.

Meski demikian, masih ada beberapa sektor usaha yang mengalami kenaikan signifikan. Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menyebut, saham seperti telekomunikasi menjadi salah satu yang mengalami sentimen positif karena pandemi COVID-19.

"Kalau telekomunikasi tidak terlalu terpengaruh dengan kondisi ekonomi nasional karena pandemi, tapi kalau sektor transportasi, keuangan, retail pasti pengaruh sekali," katanya kepada Liputan6.com, Senin (26/4/2021).

Selain itu, investor saat ini juga telah melihat perusahaan secara detail, khususnya dari sisi fundamental.  

"Kalau tahun ini fokusnya lebih ke fundamental perusahaan, kepada sektornya bisnisnya, next-nya juga ketika melakukan recovery akan pulih dengan cepat atau tidak. kalau saham besar pilihannya pasti masih ke saham saham big cap ya," ujarnya.

Meski saham kapitalisasi besar masih menjadi andalan, Wawan juga menyebutkan, investor retail masih sering memilih saham kapitalisasi kecil dengan performa terbaik. Hal ini tak terlepas dari nilai valuasi saham.

"Kalau investor retail pada umumnya, tidak akan terlalu masalah dengan small dan bignya itu. Jadi memang lebih ke siapa investornya. Selain itu juga lebih ke kinerja perusahaan dan ekonomi, jadi harus lihat juga sektornya apa," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Penutupan IHSG pada 26 April 2021

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham sesi kedua, Senin (26/4/2021). Investor asing masih melakukan aksi jual saham pada awal pekan ini.

Mengutip data RTI, IHSG melemah 0,86 persen ke posisi 5.964,82. Indeks saham LQ45 tergelincir 1,17 persen ke posisi 892,17. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Pada awal pekan ini, IHSG bergerak di posisi 5.955-6.027. Sebanyak 304 saham tertekan sehingga menekan IHSG. 193 saham menguat dan 138 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 874.043 kali dengan volume perdagangan saham 14,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,8 triliun. Investor asing jual saham Rp 198,63 miliar di pasar reguler.

Sebagian besar sektor saham tertekan. Sektor saham tambang naik 2,79 persen, dan membukukan kenaikan tertinggi. Diikuti sektor saham konstruksi naik 0,75 persen dan aneka industri menguat 0,01 persen.

Sektor saham keuangan turun 1,85 persen, dan pimpin penurunan. Diikuti sektor saham infrastruktur susut 1,3 persen dan industri dasar sebesar 1,29 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya