HKBN, Risalah Tsunami Pesisir Cilacap dan Kentongan Tanda Bahaya di Banyumas

Momentum HKBN ini harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dari ancaman bencana alam, terutama gempa dan tsunami

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 27 Apr 2021, 05:30 WIB
BPBD Cilacap menggelar simulasi gempa bumi dan tsunami pada HKBN 2021. (Foto: Liputan6.com/BPBD Cilacap)

Liputan6.com, Cilacap - Di Cilacap, Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) 2021 dimanfaatkan sebagai momentum untuk memperkuat mitigasi bencana alam, terutama gempa bumi dan tsunami.

Senin (26/4/2021), Pemerintah Kabupaten Cilacap menggelar simulasi bencana gempa bumi dan tsunami di Desa Bunton, Kecamatan Adipala, yang juga menjadi pusat tempat pelaksanaan peringatan HKBN nasional.

Petugas membunyikan sirine, disambut dengan kentongan dan bunyi-bunyian lainnya sebagai tanda peringatan. Selanjutnya, masyarakat melakukan evakuasi mandiri ke balai desa yang berfungsi sebagai shelter dan posko kesehatan.

“Itu di Desa Bunton, Kecamatan Adipala. Secara nasional karena memang akan dipusatkan di Cilacap sih, secara nasional membunyikan kentongan, sirine, dan bunyi-bunyian yang lain. Gempa bumi dan tsunami,” kata Kepala Pelaksana Haria (Lakhar) BPBD Cilacap, Tri Komara Sidhy.

Menurut dia, momentum HKBN ini harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dari ancaman bencana alam, terutama gempa dan tsunami. Pasalnnya, sebanyak 55 desa di 10 kecamatan pesisir Cilacap rawan terdampak gempa dan tsunami.

“Simulasinya itu. Kentongan, dan sirinie yang lain di Bunton. Evakuasi mandiri, masyarakat berduyun-duyun ke balai desa, untuk evakuasi sementara (shelter). (Wilayah Rawan Tsunami) terdiri dari 55 desa di 10 kecamatan. Uji coba EWS tiap bulan, yakni tanggal 10 dan 25,” dia menjelaskan.

Diketahui, Cilacap adalah wilayah dengan risiko bencana alam tertinggi di Jawa Tengah dan salah satu yang tertinggi di Indonesia. Selain bencana gempa bumi dan tsunami, Cilacap juga rawan bencana banjir bandang, banjir rendaman, longsor, dan tiupan angin kencang. Pasalnya, wilayah Cilacap bagian utara merupakan pegunungan.

Pada 2006, pesisir Cilacap dihantam tsunami Pangandaran. Kala itu, sebanyak 60 orang dinyatakan meninggal dunia.

Trauma akibat tsunami itu masih menguntit masyarakat pesisir. Terbukti, saat terjadi gempa, kebanyakan masyarakat pesisir panik dan langsung mengungsi.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


BPBD Banyumas

BPBD Kabupaten Banyumas menggelar konvoi kampanye ‘Siap Untuk Selamat’ bersama TNI, POLRI, dan organisasi perangkat daerah (OPD), serta organisasi kemanusiaan lainnya di HKBN 2021. (Foto: Liputan6.com/Eddy Wahono)

Pada hari yang sama, BPBD Kabupaten Banyumas menggelar konvoi kampanye ‘Siap Untuk Selamat’ bersama TNI, POLRI, dan organisasi perangkat daerah (OPD), serta organisasi kemanusiaan lainnya.

Kampanye dilakukan dengan berkeliling mengingatkan kepada masyarakat tentang arti pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana. Bunyi suara dari berbagai bebunyian terutama suara sirine dari berbagai kendaraan operasional penanganan bencana, menandai kesiapsiagaan Pemkab Banyumas melalui BPBD, TNI, Polri dan berbagai unsur relawan.

Konvoi keliling Kota Purwokerto dimulai di Alun-alun Purwokerto menuju Jl Masjid kemudian menyusuri Jl Gatot Subroto – Jl Komisaris Bambang Suprapto – Jl MT Haryono kemudian Jl Jenderal Soedirman dan kembali Finis di Alun-alun Purwokerto.

Usai konvoi, puluhan kendaraan mulai dari mobil Pemadam Kebakaraan, Ambulance, mobil TNI, Polri dan lainya, tepat pukul 10.00 WIB, Kota Purwokerto ramai dengan berbagai suara terutama suara sirine kendaraan, kentongan dan lainya yang dibunyikan oleh masyarakat. Untuk mengingatkan potensi bencana alam, yang sewaktu- waktu terjadi dalam Hari Kesiapsiagaan Bencana 2021.

Sekda Banyumas Wahyu Budi Saptono yang memimpin Hari Kesiapsiagaan Bencana 2021, mengingatkan kepada masyarakat Banyumas agar waspada bencana alam yang kemungkinan bisa terjadi di Banyumas. Di antaranya gempa bumi, gunung meletus, tanah longsor, banjir, angin puting beliuang dan bencana alam lainya. Sehingga masyarakat harus mempunyai sikap mitigasi, tujuannya mengurangi potensi dampak bencana.

“ Intinya dengan adanya Hari Kesiapsiagaan Bencana kita diingatkan kembali, bahwa bencana alam itu bisa kapanpun terjadi,” ucap Wahyu, dalam keterangan tertulisnya, Senin (26/4).

Sebelum pelepasan konvoi, Wahyu memimpin peserta Hari Kesiapsiagaan Bencana 2021 Kabupaten Banyumas untuk mendoakaan kepada prajurit TNI AL awak Kapal Selam Nanggala-402, yang gugur di perairan utara Bali. Semoga diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa, dan keluarga yang ditinggalkan tabah.

Kepala BPBD Kabupaten Banyumas Titik Puji Astuti mengatakan konvoi diikuti sedikitnya 40 mobil, merupakan bentuk kampanye lkesiap siagaan bencana untuk relawan dan masyarakat.

“Siap untuk selamat, dimana BPBD besrta TNI, Polri, OPD terkait serta relawan untuk selalu mengingatkan pentingnya arti kesiapsiagaan bencana,” kata Titik.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya