Dilarang Mudik, Satgas Sarankan Posko Daerah Sediakan Fasilitas untuk Silaturahmi Virtual

Satgas juga mengingatkan agar masyarakat tidak mudik demi mencegah penularan COVID-19 di daerah lain

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 27 Apr 2021, 15:37 WIB
Ketua Satgas COVID-19 Doni Monardo minta pos lintas batas luar negeri yang berada di Kalbar agar diperketat saat kunjungan di Kantor Gubernur Kalbar, Pontianak, Kalbar, Rabu (17/3/2021). (Dok BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Satgas Penanganan COVID-19 menyarankan agar masyarakat tidak mudik Lebaran dan menggunakan alat komunikasi untuk dapat bersilaturahmi secara virtual dengan keluarga yang jauh.

Ketua Satgas COVID-19 Doni Monardo pun meminta agar posko-posko di daerah untuk dapat menyediakan sarana komunikasi bagi mereka yang tidak memiliki peralatan, agar juga bisa bersilaturahmi dengan keluarganya.

"Mohon berkenan posko-posko yang ada di tiap daerah bisa memberikan kesempatan kepada keluarga yang mungkin belum memiliki fasilitas untuk berkomunikasi secara virtual, untuk bisa difasilitasi," kata Doni.

Dalam konferensi persnya pada Senin (26/4/2021), Doni mengungkapkan bahwa menurut Kementerian Perhubungan, masih ada 7 persen warga yang tetap akan mudik dari sebelumnya 33 persen, apabila mudik dilarang.

"Setelah mudik dilarang menjadi 11 persen dan setelah bapak Presiden mengumumkan menjadi 7 persen," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional itu.

Doni pun meminta agar masyarakat ikut menurunkan angka 7 persen tersebut, sehingga mobilitas dapat dibatasi, sehingga mengurangi laju penularan COVID-19 di berbagai daerah.

 

** #dilarangmudik 

     #ingatpesanibu

     #DILARANG MUDIK

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini


Belajar dari India

Kepala BNPB sekaligus Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo meresmikan Rumah Sakit (RS) COVID-19 RSUD (H.C) Ir. Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di Kabupaten Bangka, Kamis (18/3/2021). (Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Dalam kesempatan yang sama, Doni juga berpesan agar masyarakat Indonesia dapat belajar dari situasi kasus COVID-19 di India.

Menurutnya, lonjakan kasus di negara itu juga terjadi salah satunya diakibatkan adanya aktivitas keagamaan yang tidak menerapkan langkah-langkah pencegahan virus corona.

"Kecenderungan yang terjadi di India adalah karena mengabaikan protokol kesehatan saat melakukan ritual keagamaan," kata Doni.

"Kita harapkan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan keagamaan, betul-betul dilakukan sesuai dengan aturan yang ada, yaitu patuh kepada protokol kesehatan," ujarnya.

Doni pun kembali mengingatkan bahwa larangan mudik diberlakukan untuk kepentingan bersama. "Kita harus bisa menyelamatkan diri kita, menyelamatkan keluarga kita, dan juga menyelamatkan bangsa kita."

Selain itu, Doni juga mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo telah meminta agar narasi mudik bagi masyarakat diminta untuk mengikuti kebijakan pemerintah pusat.


Infografis Curi Start Mudik Vs Mudik Virtual

Infografis Curi Start Mudik Vs Mudik Virtual (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya