Hoaks Terbaru Seputar Dampak Vaksin Covid-19, Simak Faktanya

Berikut hoaks terbaru dampak vaksin Covid-19 hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 27 Apr 2021, 13:00 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta- Informasi tentang dampak vaksin Covid-19 terus menyebar di tengah program vaksinasi yang dilakukan pemerintah, kondisi ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat padahal kabar tersebut belum tentu benar alias hoaks.

Cek Fakta Liputan6.com telah menelusuri sejumlah informasi dampak vaksin Covid-19 yang beredar di media sosial, hasilnya informasi tersebut hoaks.

Berikut hoaks terbaru dampak vaksin Covid-19 hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com:

1. Kenaikan Limfosit Pasca Vaksin akan Membunuh

Cek Fakta Liputan6.com mendapati informasi vaksin Covid-19 menaikan limfosit, sehingga yang divaksin akan musnah dalam dua tahun.

Informasi vaksin Covid-19 menaikan limfosit, sehingga yang divaksin akan musnah dalam dua tahun beredar melalui aplikasi percakapan WhatsApp.

Berikut informasi tersebut:

Vaksin Covid-19 menaikan limfosit yang divaksin akan musnah dalam dua tahun

Benarkah kenaikan limfosit pasca vaksin akan membunuh? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, informasi kenaikan limfosit pasca vaksin akan membunuh tidak benar.

Kadar limfosit pasca vaksinasi memang naik, ini berguna untuk membentuk antibodi yang bermanfaat untuk mencegah atau mengurangi keparahan akibat infeksi Covid-19.

 

2. Vaksin Bisa Merusak Sel Darah dan Sel Otak

Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan pesan berantai berisi informasi vaksin yang diklaim bisa merusak sel darah dan sel otak manusia. Pesan berantai tersebut ramai dibagikan sejak pekan lalu.

Salah satu yang mengunggahnya adalah akun bernama Lyana Bajana. Dia mengunggahnya di Facebook pada 1 April 2021.

Berikut isi postingannya:

"BUKTI peksin MERUSAK SEL DARAH DAN SEL OTAK MANUSIA YG MENDAPAT peksin

Ini adalah hasil penelitian di laboratorium perbedaan antara sel darah orang yg belum di peksin dan sel darah orang lain yg sudah di peksin

Dan hasil nya mengejutkan.. sel darah orang yg sudah di peksin mengalami kerusakan dan perubahan.

sel sel darah orang yg sudah di peksin di kuasai oleh sesuatu yg aneh yg terkandung di dalam peksin

(Sample di ambil dari 3 orang berbeda.. 1 yg belum di fakfak, 2 lain nya yg udah di fakfak)

Dua paper penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal of Inorganic Biochemistry menyimpulkan bahwa alumunium adjuvant dalam peksin bersifat merusak sel sel di dalam otak yaitu pada sel neural dan sel endothelial microvessel.

Paper pertama melakukan pengujian toksisitas adjuvant alumunium terhadap genetik sel neural. Senyawa alumunium dalam adjuvant vaksin menyebabkan perubahan ekspresi genetik pada sel sel neural otak manusia sehingga menyebabkan kerusakan sel.

Paper kedua menguji dampak pemberian senyawa alumunium adjuvant pada peningkatan kadar CRP (C-Reactive Protein) pada sel endothelial di otak. Senyawa alumunium adjuvant dalam peksin menyebabkan kenaikan kadar CRP pada endothelial sel otak. CRP adalah biomarker / indikator inflamasi pada sel endothelial otak.

Tidak heran kenapa para peneliti independen di luar negeri banyak yang mengkaitkan pemberian peksin yang mengandung adjuvant alumunium dengan penyakit alzheimer yang menyerang otak. Khususnya di negara amerika yang memiliki jumlah penderita alzheimer sangat banyak. Hal ini disebabkan program peksin yang diterapkan pemerintah amerika jauh lebih banyak dibanding negara negara lain didunia, sehingga dampak negatif peksin di negara amerika juga terbanyak di dunia.

Sumber Journal :

1. https://sci-hub.se/10.1016/j.jinorgbio.2005.04.021

2. https://sci-hub.se/10.1016/j.jinorgbio.2015.07.013"

Selain itu postingan juga disertai gambar yang diklaim sebagai sel darah dan sel otak yang sudah divaksin. Lalu benarkah vaksin bisa merusak sel darah dan sel otak seperti postingan pesan berantai di atas? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, unggahan pesan berantai yang mengklaim vaksin bisa merusak sel darah dan sel otak adalah tidak benar.

 

3. Anggota Brimob di Maluku Meninggal Dunia karena Disuntik Vaksin AstraZeneca

Kabar tentang seorang anggota Brimob di Maluku meninggal dunia karena disuntik vaksin Covid-19 AstraZeneca beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan akun Facebook Aron pada 9 April 2021 lalu.

Akun Facebook Aron mengunggah sejumlah foto seorang pria yang terbaring di atas ranjang rumah sakit. Foto tersebut kemudian dikaitkan dengan meninggalnya seorang anggota Brimob di Maluku karena disuntik vaksin Covid-19 AstraZeneca.

"Setelah menerima vaksin astrazaneca, anggota brimob maluku meninggal," tulis akun Facebook Aron.

Benarkah seorang anggota Brimob di Maluku meninggal dunia karena disuntik vaksin Covid-19 AstraZeneca? Berikut penelusurannya.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, kabar seorang anggota Brimob di Maluku meninggal dunia karena disuntik vaksin Covid-19 AstraZeneca ternyata tidak benar.

Faktanya, Komandan Kompi Batalion Brimob Polda Maluku, Iptu LT, meninggal dunia bukan karena vaksinasi Covid-19, melainkan karena terinfeksi Covid-19.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Berikut


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya