Liputan6.com, Jakarta Edukasi mengenai mitigasi bencana erupsi digelar dalam bentuk webinar oleh Politeknik Energi Pertambangan (PEP) Bandung pada Rabu (21/4). Dengan tema From The 1815 Tambora Eruption to a Global Climate Change; A Three Years Bad Environment Took Place on Earth Within The 19th Century, webinar ini mengundang narasumber Dr. Ir. Achmad Djumarma, Dipl. Seis yang juga merupakan Dosen di Politeknik Energi dan Pertambangan Bandung.
Webinar ini membahas mengenai data geologi vulkanik pada gunung Tambora, bagaimana besarnya erupsi yang terjadi di Tambora pada 1815, impact dari erupsi Tambora pada 1815, dan proses mitigasi saat terjadinya erupsi besar serta pengaruhnya saat ini.
Advertisement
Seperti yang diketahui bahwa erupsi Tambora pada 1815 sangat berpengaruh terhadap masyarakat saat itu. Itu karena letusan gunung Tambora tercatat sebagai salah satu letusan gunung api terbesar dalam catatan sejarah, bahkan memakan banyak korban dikarenakan belum adanya edukasi mengenai mitigasi bencana saat itu.
Bahkan akibat letusan gunung Tambora tersebut menyebabkan terbentuknya kaldera terdalam di dunia, hingga musnahnya peradaban tiga kerajaan dan Pompei dari timur. Efeknya juga mengakibatkan gelombang tsunami hingga ketinggian empat meter dan akibat abu vulkanik yang dihasilkan, mempengaruhi iklim global selama beberapa tahun serta masih banyak lagi efek lainnya.
Webinar ini merupakan kegiatan yang diinisiasi oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Teknologi Geologi PEP Bandung dan dilaksanakan secara online melalui zoom. Antusias peserta webinar tidak hanya dari kalangan mahasiswa, dosen serta tendik PEP Bandung, namun juga diikuti oleh mahasiswa, praktisi maupun masyarakat umum.
(*)