Liputan6.com, Jakarta Sepanjang tahun 2021, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencatatkan peningkatan kunjungan wisatawan domestik ke beberapa destinasi prioritas.
Salah satunya pariwisata di Bali yang pada bulan April tercatat kedatangannya mencapai 4.000-4.500 per hari. Meningkat dari bulan Januari 2021 yang hanya 2.200-2.500 wisatawan domestik per hari.
Advertisement
"Wisatawan domestik di Bali mengalami peningkatan. Awal kami bertugas di bulan Januari, tingkat wisata ini di level 2.200 sampai 2.500. Tapi per hari ini 4.000 sampai 4.500," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno dalam Weekly Press Briefing Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jakarta, Selasa (27/4/2021).
Tak hanya di Bali, Yogyakarta sebagai destinasi tulang punggung juga mengalami hal serupa. Tercermin dari adanya peningkatan hunian hotel dan kesiapan daerah-daerah dalam menyambut acara yang bisa mengisi kegiatan berwisata.
Apalagi jelang akhir bulan ramadan dan libur lebaran. Sandiaga memastikan Yogyakarta sebagai tujuan wisata harus meningkatkan penerapan protokol kesehatan.
"Tentu (disiapkan) dengan protokol kesehatan yang ada peningkatan," kata dia.
Pun dengan di Sumatera Barat. Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini menyebut sudah melihat ada geliat peningkatan kunjungan wisatawan domestik di Tana Minang tersebut.
"Di Sumbar (Sumatera Barat) geliat dari peningkatan kunjungan juga mulai dirasakan," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Protokol Kesehatan
Capaian ini kata Sandiaga menunjukkan penerapan protokol kesehatan sektor pariwisata mampu meyakinkan masyarakat untuk mulai kembali berwisata. Sehingga masyarakat mau kembali membelanjakan uangnya untuk keluar rumah.
"Protokol kesehatan menghadirkan kenyamanan sehingga kepercayaan wisatawan untuk berwisata ke kembali," kata dia.
Namun, hal itu saja menurut Sandi, sapaannya masih belum cukup. Pemerintah harus memastikan lebih banyak zona hijau dan daerah-daerah tidak dalam status zona merah.
"Ini yang harus kita selesaikan sebagai prioritas utama," katanya.
Adanya larangan mudik ini akan berdampak pada kunjungan wisata di tempat wisata domestik. Peningkatan kunjungan wisata juga harus tetap diwaspadai. Kasus kerumunan di India harus menjadi contoh agar tidak terjadi di Indonesia.
"Belajar dari India, dari prosesi yang menimbulkan kerumunan dan tentunya menimbulkan potensi resiko yang besar," kata dia mengakhiri.
Anisyah Al Faqir
Merdeka.com
Advertisement