3 Kunci Mengatur Keuangan Keluarga bagi Para Ibu Tunggal

Keuangan keluarga hampir pasti berubah setelah jadi ibu tunggal. Jadi, apa saja yang mesti dilakukan dalam pengaturannya?

oleh Asnida Riani diperbarui 27 Apr 2021, 21:03 WIB
Ilustrasi ibu dan anak | pexels.com/@ketut-subiyanto

Liputan6.com, Jakarta - "Yang terjadi pada kebanyakan ibu tunggal adalah mantan (pasangan) 'menghilang'. Tidak support (keuangan) setelah berpisah. Padahal masih ada luka batin, tapi di sisi lain, mereka juga memikirkan anak," kata Maureen Hitipeuw, Founder Single Moms Indonesia, dalam jumpa pers daring, Selasa (27/4/2021).

Perubahan keuangan keluarga setelah jadi ibu tunggal, sambung Maureen, hampir pasti terjadi. "Misal, awalnya si suami yang mengurus keuangan, atau income sepenuhnya dari dia (suami). Bisa juga income yang tadinya dari dua sumber (suami dan istri), jadi hanya satu," imbuhnya.

Kondisi ini kemudian membuat para ibu tunggal kebingungan, padahal finansial adalah satu satu faktor penting dalam keseharian. Mengatasinya, Maureen menyebut setidaknya ada tiga tahap kunci dalam mengatur keuangan sebagai ibu tunggal.

Pertama, mengubah pola pikir. Artinya, para ibu tunggal sebaiknya jangan takut memegang kendali akan keuangan. "Pahami, sadari, bahwa sudah seharusnya membuat pos-pos keuangan supaya semua kebagian," ucapnya

Kemudian, memahami. "Setelah sadar akan tanggung jawab itu, pelan-pelan mencari tahu, memahami apa yang harus dilakukan, terutama soal cara mencari income sebagai ibu tunggal," imbuh Maureen.

Di tahap ini, komunitasnya telah memberdayakan ibu-ibu tunggal dengan membuka berbagai kelas, sehingga bisa dimanfaatkan sebagai sumber penghasilan. Maureen mencontohkan, salah satunya adalah kelas memasak yang produknya bisa langsung dijual.

Terakhir, manage. "Bagaimana setelah ada incomepengaturan keuangannya harus dipikirkan lagi," ucapnya.

Anita Ekasari, Digital Banking Acquisition, Service, and Marketing Head Bank BTPN, menambahkan bahwa, secara general, monitoring adalah salah satu faktor terpenting dalam mengelola keuangan. "Harus tahu uang masuk kapan, keluar kapan, dan untuk apa. Jadi, diaturnya lebih mudah," paparnya.

Sementara, Founder Lenthick, Tiara, menyarankan pada para pengusaha perempuan untuk memisahkan keungan pribadi dan keuangan bisnis. "Jangan sampai uang yang harusnya dibuat modal produksi, jadi kepakai untuk kebutuhan pribadi, " ungkapnya di kesempatan yang sama.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pentingnya Menciptakan Support System

Konferensi pers daring program Month of Women #LakukanDenganCaramu dari Jenius, 27 April 2021. (dok. tangkapan layar Zoom)

Mendukung para perempuan, termasuk ibu tunggal, mandiri secara finansial tidak lepas dari support system memadai. Karenanya, melalui program "Month of Women #LakukanDenganCaramu," Jenius mengajak perempuan Indonesia untuk mewujudkan mimpi dalam hidup, karier, bisnis, dan keuangan mereka.

Anita menjelaskan, setidaknya ada tiga pilar dalam mewujudkan #LakukanDenganCaramu. Pertama #adajenius melalui fitur-fitur yang dibuat "dengan mempertimbangkan kebutuhan pengguna."

Kemudian, #carajenius, yang merayakan perbedaan setiap orang memanfaatkan Jenius, dan berbagi cerita ini pada orang lain. Terakhir, #barengjenius, untuk mengajak audiens lebih luas lagi dalam berkolaborasi dan berbagi solusi.

Ini direfleksikan dalam pengadaan Jenius Women Talks dengan berbagai topik yang jadwalnya bisa dilihat langsung di akun media sosial maupun platform Jenius.

"Semoga lebih banyak lagi co-creator yang menginspirasi dan terinspirasi. Dengan program ini pula, Jenius mau membangun sistem di mana perempuan dukung perempuan tidak semata jadi slogan," tandas Anita.


Waspadai Pencurian Uang Elektronik

Infografis pencurian uang elektronik (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya