Liputan6.com, Jakarta India kini sedang dalam keadaan yang memprihatinkan karena lonjakan kasus COVID-19 yang tinggi bahkan sampai disebut tsunami. Salah satu analisa dari para ahli, lonjakan ini terjadi akibat adanya mutasi atau varian baru COVID-19 di negara tersebut.
Menurut Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, varian COVID-19 yang ditemukan di India adalah mutasi baru yang masuk B117 dan juga ada mutasi lokal B1617.
Advertisement
Budi menambahkan, varian COVID-19 yang menginfeksi masyarakat India juga sudah ditemukan di Indonesia. Budi menyebut, ada 10 orang di Jawa Barat, Sumatera, dan Kalimantan yang telah terinfeksi, tanpa merinci jenis variannya.
Menanggapi hal ini Kasubdit Karantina Kesehatan, Direktorat Jenderal P2P Kementerian Kesehatan dr. Benget Saragih, M. Epid menyampaikan beberapa upaya yang dapat dilakukan agar varian yang menginfeksi 10 orang di Indonesia itu tidak bertambah.
Upaya-upaya tersebut yakni:
-Mengetatkan protokol kedatangan internasional, karantina 5 x 24 jam dan swab 2 kali. Khusus kedatangan India karantina 14 hari dengan dua kali swab.
-Meningkatkan penerapan protokol kesehatan 3M di masyarakat (memakai masker, menjaga jarak, dan sering mencuci tangan pakai sabun).
-Menguatkan surveilans dan kontak tracing di wilayah.
“Sesuai literatur dan dari Badan Kesehatan Dunia, varian virus ini lebih mudah menular dan dapat menimbulkan masalah kesehatan lebih besar,” ujar Benget kepada Health Liputan6.com melalui pesan teks, Selasa (28/4/2021) malam.
Simak Video Berikut Ini
Penanganan Pasien dengan Varian B117
Benget menambahkan, untuk kasus positif COVID-19 dengan varian B117 penanganannya sama dengan pasien COVID-19 varian sebelumnya.
Pasien harus diisolasi sesuai dengan tingkat gejalanya, lanjut Benget. Untuk kasus dengan gejala sedang hingga berat, harus menjalani isolasi di RS rujukan dengan fasilitas lengkap di bawah pengawasan tim dokter ahli.
Sedang, untuk para tenaga kesehatan yang menangani pasien dengan varian tersebut tetap harus mematuhi protokol kesehatan dan menggunakan alat pelindung diri (APD) yang maksimal.
“Tetap jaga kondisi kesehatan fisik dan mental, tetap semangat dalam berjuang, dan terus berdoa kepada Yang Maha Kuasa.”
Ia pun berharap agar pasien tetap semangat dan cepat sembuh serta mematuhi seluruh anjuran dan rekomendasi dokter yang merawat.
“Patuhi protokol kesehatan, serta patuhi segala ketentuan yang dipersyaratkan dan ditetapkan oleh pemerintah,” tutupnya.
Advertisement