3 Mitos Seputar Dehidrasi yang Tak Perlu Anda Percaya

Sebagian individu masih tak mengetahui cara mengatasi dehidrasi dengan benar.

oleh Ulya Kaltsum diperbarui 29 Apr 2021, 09:00 WIB
Sumber: Freepik

Liputan6.com, Jakarta - Dehidrasi merupakan kondisi saat tubuh kehilangan atau menggunakan lebih banyak cairan daripada yang diterima, sehingga tubuh tak memiliki cukup air maupun cairan untuk menjalankan fungsi normalnya.

"Sebagian besar fungsi organ membutuhkan air dalam proporsi yang tepat untuk bekerja, seperti otot, jantung, dan ginjal yang membutuhkan air dan tubuh harus cukup terhidrasi agar dapat bekerja dengan baik," kata dokter di Washington DC, Shilpi Agarwal, MD, dikutip dari Everyday Health, Rabu (28/4/2021).

Dehidrasi ringan dapat menyebabkan pusing, kelelahan, kulit memerah, sakit kepala, gangguan kinerja fisik, hingga kebingungan. Jika tak diatasi, dehidrasi yang lebih ekstrim dapat menyebabkan masalah, seperti kesulitan bernapas, meningkatnya suhu tubuh, sirkulasi darah yang buruk, hingga mengalami kejang.

Sayangnya, sebagian individu masih tak mengetahui bahkan salah kaprah saat mengatasi dehidrasi. Untuk menghilangkan kebingungan itu, berikut tiga mitos yang perlu Anda ketahui dan hindari mengenai dehidrasi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


1. Jika Haus, Anda Dehidrasi

ilustrasi air putih minuman penghilang dehidrasi saat puasa/pexles

Ketika merasa haus, itu menjadi tanda tubuh benar-benar membutuhkan cairan. Namun, hal ini tak berarti Anda mengalami dehidrasi.

Meski begitu, minum saat haus akan membantu menjaga cairan tubuh tetap terpenuhi.

"Setiap orang perlu menilai apakah ini benar bagi mereka, karena ada banyak alasan seseorang bisa haus. Tidak selalu 100% karena dehidrasi," kata Ginger Hultin pemilik Champagne Nutrition.

Misalnya, menyantap makanan pedas akan membuat Anda lebih haus dari biasanya. Selain itu, rasa haus yang meningkat tajam juga bisa menjadi tanda masalah kesehatan, seperti diabetes.


2. Minum Air Sebanyak Mungkin untuk Hindari Dehidrasi

Pilih air mineral berkualitas. (Shutterstock)

Minum air putih memang sangat dianjurkan agar tak dehidrasi. Namun, mengkonsumsi air yang berlebihan juga dapat membahayakan kesehatan tubuh Anda.

Seorang pria dewasa membutuhkan setidaknya 2,5-2,6 liter air putih, sementara wanita dewasa membutuhkan minimal 2,3 liter setiap hari.

Terlalu banyak minum air ternyata dapat menimbulkan gangguan hiponatremia. Hal ini dapat mencairkan kadar garam di bawah kisaran normal. Penurunan kadar garam darah secara tiba-tiba ini dapat menyebabkan semua sel di dalam tubuh membengkak.

Beberapa kondisi yang dapat terjadi akibat hiponatremia, yaitu pembengkakan sel otak dan sel otot, masalah jantung, dan sakit kepala.


3. Bisa Terhidrasi Hanya dengan Minum Air

Ilustrasi Minum Air Putih/copyright shutterstock.com

Minum air putih bukanlah satu-satunya cara yang dapat menyegarkan dan menghidrasi Anda kembali. Terdapat makanan dan minuman lain yang bisa membantu Anda tetap terhidrasi, seperti semangka, susu, selada, timun, dan sup.

"Sekitar 80 persen asupan cairan kita berasal dari cairan, sekitar 20 persen berasal dari cairan yang ditemukan dalam makanan berair seperti buah dan sayuran. Misalnya, timun, stroberi, seledri, jeruk bali, dan melon," jelas Malkani, pencipta Solve Picky Eating.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya