Liputan6.com, Jakarta - Sampai saat ini belum ada kepastian jemaah haji Indonesia berangkat ke Arab Saudi pada 2021 ini. Meski begitu, Kementerian Agama (Kemenag) telah menyiapkan sejumlah skenario bila jemaah haji diberangkatkan tahun ini.
"Tapi kita terus berharap agar kita dapat memberangkatkan jemaah haji. Karenanya kami terus mempersiapkan berbagai skenario serta mitigasinya, termasuk alur pergerakan jemaah, jika ada pemberangkatan," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kemenag Ramadan Harisman dalam keterangan tertulis, Rabu (28/4/2021).
Advertisement
Menurut dia, segala jenis persiapan Kemenag ini demi keamanan dan keselamatan jemaah, serta penyelenggaraan ibadah haji saat pandemi Covid-19 diperlukan protokol kesehatan yang ketat.
"Alur pergerakan ini meliputi delapan tahapan yang harus dilalui jamaah selama melaksanakan ibadah haji," ucap Ramadan.
Salah satu tahapannya adalah terkait vaksinasi. Para jemaah haji Indonesia nantinya diwajibkan sudah vaksinasi Covid-19 dan meningitis.
Berikut skenario yang disiapkan Kemenag apabila jemaah haji Indonesia diizinkan berangkat ke Tanah Suci dihimpun Liputan6.com:
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sebelum Pemberangkatan
Menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kemenag Ramadan Harisman, penyelenggaraan haji saat pandemi Covid-19 diperlukan protokol kesehatan yang ketat.
Dia menegaskan, alur pergerakan jemaah pun disusun dengan tujuan untuk memastikan keselamatan dan keamanan.
"Alur pergerakan ini meliputi delapan tahapan yang harus dilalui jamaah selama melaksanakan ibadah haji," ucap Ramadan.
Langkah pertama yaitu terkait vaksinasi, yaitu untuk Covid-19 dan meningitis. Lalu, selama berada di asrama haji wajib menjalankan karantina selama 3x24 jam yang sebelumnya telah menjalani swab antigen.
Setelah tiga hari akan dilakukan tes PCR swab kembali untuk jemaah. Bila hasilnya negatif akan diberangkatkan dan jika positif diharapkan melakukan isolasi mandiri di asrama haji.
Advertisement
Saat Berada di Tanah Suci
Setelah berangkat, jemaah akan turun di Jeddah dan melakukan karantina di Makkah selama 3x24 jam. Setiap hotel kapasitas jemaah maksimal dua orang setiap kamar.
"Setelah dikarantina selama 3 x 24 jam, jemaah haji akan tes PCR Swab kembali. Jika hasilnya negatif, pada hari ke-4 jemaah bisa melaksanakan umrah. Jika hasilnya positif, akan dilakukan isolasi mandiri pada hotel di Makkah," papar dia.
Kemudian jemaah haji yang akan melaksanakan umrah wajib diberangkatkan dengan menggunakan bus menuju tempat miqat dengan prokes yang ditentukan Pemerintah Saudi.
Selama di Makkah, selain umrah wajib dan thawaf Ifadhah di Masjidil Haram, jamaah diberikan kesempatan ke Masjidil Haram selama tiga kali. Pelaksanaannya tetap menerapkan protokol yang ada.
"Sementara pergerakan jamaah saat puncak ibadah haji akan menyesuaikan dengan ketentuan di Arab Saudi," ucap Ramadan.
Saat di Madinah, jemaah akan ditempatkan pada hotel-hotel yang telah ditentukan dan tinggal selama tiga hari. Karena hal itu tidak ada pelaksanaan salat Arbain.
Saat Kembali ke Indonesia
Selanjutnya sebelum pulang ke Indonesia, jemaah akan dilakukan swab PCR. Bila dinyatakan positif akan dilakukan isolasi mandiri di hotel kawasan Madinah.
Tahapan terakhir yaitu jemaah akan dilakukan swab antigen setibanya di Indonesia. Bila hasilnya negatif akan dipulangkan ke daerahnya dan melakukan karantina mandiri di rumah.
"Jika hasilnya positif, akan dilakukan isolasi mandiri di asrama haji," jelas Ramadan Harisman.
(Dinda Permata)
Advertisement