Lippo Karawaci Bakal Luncurkan Banyak Proyek Baru Mulai April 2021

Pada kuartal I 2021, Lippo Karawaci berhasil membukukan marketing sales Rp 1,31 triliun.

oleh Tira Santia diperbarui 28 Apr 2021, 16:30 WIB
Area Lippo Karawaci township seluas 1.300 hektar didesain sebagai kota internasional ramah lingkungan yang bebas banjir dan telah ditumbuhi sebanyak 155 ribu pepohonan.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menerbitkan serangkaian insentif untuk mendorong industri properti bertumbuh. Langkah pemerintah tersebut terbukti mampu menggairahkan pasar properti di Tanah Air. Sejumlah perusahaan properti tercatat mampu mendongkrak kinerjanya meskipun masih dalam masa pandemi Covid-19.

Salah satunya PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR). Lippo Karawaci meyakini tahun ini menjadi tahun yang baik untuk sektor properti. Meskipun masih di tengah-tengah situasi pandemi covid-19, Lippo Karawaci yakin bahwa fundamental permintaan masyarakat yang ingin membeli rumah perdana sangat baik.

Hasil dari penjualan tahun lalu dan juga awal tahun ini, Lippo Karawaci melihat, demand terbesar adalah untuk rumah tapak. Bahkan saat peluncuran proyek baru, berhasil ludes terjual dalam hitungan jam.

“Di tahun ini kami memproyeksikan pertumbuhan kami 30 persen dibandingkan 2020,” tegas CEO Lippo Karawaci John Riady dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (28/4/2021).

Sebelum adanya insentif pajak dari pemerintah yang diberikan kepada konsumen properti, Lippo Karawaci telah membukukan kinerja positif, 

Pada kuartal I 2021, Lippo Karawaci berhasil membukukan marketing sales Rp 1,31 triliun, melesat 86 persen year-on-year (yoy) dibandingkan Rp 703 miliar pada kuartal I 2020. Penjualan pada kuartal I/ 2021 didorong oleh klaster rumah tapak segmen kelas menengah yang mewakili 63 persen dari total penjualan.

Lebih dari 50,6 persen marketing sales di kuartal I 2021 dicapai Lippo Karawaci dengan keberhasilan peluncuran proyek perumahan tapak terbesar Cendana Icon di Lippo Village, yang merupakan penjualan tertinggi LPKR dalam 1 hari selama lebih dari 20 tahun.

Menurut John, permintaan properti terbesar berasal dari rumah tapak dengan harga di bawah Rp 2 miliar, dimana pembelinya sekitar 80 persen merupakan pasar perdana. Sekitar 60 persen pembeli tersebut menggunakan KPR.

“Jadi inilah yang saya pikir real economy dan real demand yang harus didukung dan harus terus kita kembangkan,” tuturnya.

Lippo Karawaci, lanjut John, akan melakukan launching banyak proyek baru yang dimulai di bulan April 2021. “Jadi kita akan terus tumbuh dan kita juga melihat bahwa memang permintaannya besar, di Meikarta pun pun penjualan juga naik 100 persen dibandingkan tahun sebelumnya,”ungkapnya.

 


Insentif PPN

Lippo Karawaci

Insentif berupa pajak pertambahan nilai (PPN) yang ditanggung pemerintah hingga Agustus nanti dipastikan akan memberikan dampak positif bagi kinerja Lippo Karawaci. Menurut Analis Jada Utama Kapital Sekuritas Chris Aprilliony, properti di koridor barat ibukota memiliki tren peningkatan penjualan.

Hal ini lantaran segmen menengah yang terus bertumbuh dengan adanya pasokan produk baru. Karenanya, Lippo Karawacidiyakini memiliki kinerja yang prospektif. “Untuk jangka menengah dan jangka panjang sahamnya memang prospektif,”ujarnya.

Dengan suksesnya pengembangan beberapa proyek baru membuat pendapatan Lippo Karawaci semakin tebal. Chris meyakini pada tahun ini industri properti akan semakin bergairah di semester kedua yang akan berdampak pada peningkatan pendapatan emiten-emiten properti. “Seperti LPKR, di kawasan barat (ibukota),”paparnya.

Senada dengan Chris, CEO Property Excelent & Advisory F. Rach Suherman menilai, emiten properti di koridor barat ibukota seperti LPKR memiliki keunggulan dari sisi segmentasi. Dia mengatakan, selama ini ceruk pasar dengan permintaan tinggi berada di segmen Rp 500 juta hingga Rp 2 miliar.

Namun, pengembang yang memasok hunian segmen tersebut terbatas. Kehadiran beberapa proyek Lippo Karawaci di segmen ini menjadi keunggulan perseroan. “Segmen diatas Rp 500 juta yang cukup besar. Di koridor barat pasokan (hunian) yang dilakukan LPKR memenuhi ceruk pasar yang ada,”katanya.

Suherman menilai, pada semester kedua industri properti nasional akan semakin bertumbuh karena masyarakat sudah memiliki daya beli dengan dukungan insentif dari pemerintah berupa PPN. Dia pun memperkirakan permintaan produk-produk properti di koridor barat ibukota akan melesat lebih cepat dibandingkan koridor timur ibukota.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya