Liputan6.com, Jakarta Salah satu faktor cakupan imunisasi anak rendah adalah orang tua enggan datang ke fasilitas kesehatan karena catatan imunisasi anaknya hilang karena takut ditegur. Kendati catatan hilang, imunisasi pun sebenarnya masih dapat dilakukan.
“Kalau hilang, datang saja ke dokter, nanti dipilihkan (imunisasi) sesuai umurnya,” kata Sekretaris Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Prof. DR. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), M.Si dalam webinar Imunisasi Menyatukan Kita pada Rabu (28/4/2021).
Advertisement
Dokter akan memberikan imunisasi yang diprioritaskan sesuai dengan usia anak. Seandainya vaksin yang diberikan ternyata sudah pernah diterima, Soedjatmiko mengatakan bahwa hal tersebut bukan masalah.
“Kalau catatan hilang tetap lengkapi. Kalau dobel juga enggak apa apa, malah kekebalannya lebih tinggi,” jelas Soedjatmiko.
Di masa pandemi ini, bila masyarakat ingin sekaligus melakukan lebih dari satu imunisasi, Soedjatmiko menyatakan aman.
Biar tidak bolak balik, mau suntik dua-tiga kali sekaligus boleh, karena itu aman,” ungkap Soedjatmiko.
“Di NTB bayi dua bulan imunisasi DPT dengan PCV, di Jogja DPT bersama IPV, di Bangka Belitung PCV dan DPT,” lanjutnya.
Simak Juga Video Berikut
Harus Vaksin Meski Pandemi
Selebriti Zaskia Adya Mecca yang hadir dalam webinar tersebut mengajak para ibu untuk tetap membawa anaknya imunisasi meski dalam kondisi pandemi.
“Jangan jadi ibu-ibu yang takut, tapi tidak mau cari tahu. Please jadi ibu yang cerdas, kita takut, tapi kita mau cari tahu karena sekarang sudah banyak fasilitas yang menyediakan tempat untuk vaksin yang anak sehat sama anak sakit dibedakan,” ungkap Zaskia.
Ia menambahkan, sudah banyak tempat vaksin yang menyediakan layanan drive-thru bahkan hari pemberian vaksin bagi anak sehat dan anak sakit juga dibedakan, pun dengan ruangannya.
Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi
Advertisement