Liputan6.com, London Inggris kembali memesan 60 juta dosis vaksin COVID-19 Pfizer/BioNTech COVID_19. Rencananya, vaksin ini akan diberikan sebagai vaksin booster atau penguat pada musim gugur tahun ini.
Pembelian vaksin COVID-19 ini dilakukan guna melindungi kemajuan dalam vaksinasi COVID-19 yang sudah negara tersebut lakukan. Hal ini disampaikan Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock pada konferensi pers di Downing Street, Rabu, 28 April 2021.
Advertisement
“Kami memilki rute yang jelas untuk keluar dari krisis ini. Tetapi ini bukan saatnya berpuas diri, ini saatnya berhati-hati. Sehingga kami bisa mengendalikan virus selagi kami mengambil langkah kembali ke kehidupan normal,” kata Hancock mengutip The Guardian, Kamis (29/4/2021).
Mengenai pesanan vaksin Pfizer tersebut, Departemen Kesehatan Inggris mengatakan bahwa formulanya tidak berbeda. Tetap sama dengan yang saat ini digunakan meski nantinya bakal untuk booster.
Vaksin COVID-19 dari Pfizer yang bakal sebagai booster ini juga masih bermafaat untuk memberikan perlindungan terhadap varian virus Corona yang baru. Suntikan vaksin penguat juga dapat membantu mengatasi kemungkinan terjadinya penurunan kekebalan di antara kelompok rentan.
Kasus COVID-19 Sudah Rendah
Wakil Kepala Petugas Medis Inggris, Jonathan Van-Tam, mengatakan bahwa kasus COVID-19 di negaranya telah turun di level amat rendah atau setara dengan September 2020. Hal ini ditandai dengan jumlah kasus baru 2.166 serta 29 kematian pada Rabu kemarin.
“Menurut saya mungkin kami mendekati kasus pandemi paling rendah saat ini di Inggris,” kata Van Tam.
Menurutnya, kunci Inggris mampu memiliki kasus COVID-19 yang rendah karena lockdown. Baru selanjutnya ketika vaksin hadir, hal itu mampu mengurangi angka kesakitan dan kematian pada orang tua.
“Apa yang benar-benar penting dari vaksin COVID-19 adalah salah satu jalan keluar dari masalah,” katanya.
Saat ini otoritas obat Inggris sudah menyetujui penggunaan tiga vaksin COVID-19: Pfizer/BioNTech, Oxford/AstraZeneca, dan Moderna. Ketiga vaksin ini memerlukan dua kali suntikan untuk memberikan perlindungan optimum dari infeksi virus SARS-CoV-2. Mereka saat ini juga tengah melakukan penilaian vaksin Johnson and Johnson serta Novavax.
Advertisement