Liputan6.com, Pekanbaru - Produktivitas kebun PT Perkebunan Nusantara V atau PTPN V, khususnya tanaman menghasilkan (TM) berusia satu hingga enam tahun merupakan tertinggi dibanding holding perkebunan pelat merah lainnya di Indonesia.
Hal itu diakui Direktur Produksi dan Pengembangan PTPN III Mahmudi dalam forum group diskusi (FGD) di Kebun Sei Intan, Riau. Kegiatan ini juga diikuti Chief Officer Executive PTPN V, Jatmiko K Santosa.
Baca Juga
Advertisement
Mahmudi menjelaskan, TM muda di PTPN V mencapai 24,56 ton tandan buah (TBS) segar per hektare dalam setahun. Produktivitas ini membuat disparitas dengan PTPN lainnya sangat jauh karena ada yang hanya 2 sampai 3 ton.
Kebun Sei Intan PTPN V terpilih sebagai lokasi FGD menyusul prestasi selama tahun 2020. Salah satu unit di Kabupaten Rokan Hulu itu mayoritas tanaman sawitnya berusia muda dan mampu memiliki produktivitas hingga 33,17 ton per hektare setahun.
Hal tersebut menjadikan Sei Intan sebagai kebun terbaik peringkat pertama se holding perkebunan nusantara tahun lalu.
Sementara itu, CEO PTPN V Jatmiko K Santosa menjelaskan, angka 24,56 ton per hektare dalam setahun TM muda lebih tinggi jika dibandingkan dengan standar tertinggi nasional yang berkisar 23,85 ton TBS per hektare per tahun.
Jatmiko menyebut keberhasilan tersebut bukan sebuah kerja instan, tetapi telah dimulai sejak beberapa tahun lalu. Dia menyebut pekerjaan yang telah dimulai tersebut tidak akan membuahkan hasil maksimal tanpa konsistensi dan disiplin.
"Tantangannya adalah konsistensi disiplin culture, sehingga apa yang telah dilahirkan prima, akan terus terjaga secara prima ke depannya," kata Jatmiko.
Jatmiko menyatakan menajemen PTPN V berusaha memunculkan disiplin bagi setiap karyawan karena dsiplin muncul dari rasa memiliki yang kuat.
"Tanaman ini masa depan kita. Dia akan berikan apa yang telah kita berikan," urai Jatmiko dihadapan Mahmudi dan seluruh Direktur PTPN V holding secara daring.
Simak video pilihan berikut ini:
Gunakan Teknologi
Jatmiko merincikan, produktivitas TM muda berusia enam enam tahun mencapai 27,849 ton per hektare. Sementara untum TM satu tahun mencapai 19,842 ton per hektare.
Untuk saat ini, luas TM muda PTPN V tercatat sekitar 42 persen dari total luas tanaman sawit produktif. PTPN V sendiri beroperasi di Riau dengan total lahan 66,7 ribu hektare. Dari jumlah itu, 8,86 ribu hektare kebun sawit lainnya telah melaksanakan program peremajaan dan masuk dalam kategori tanaman belum menghasilkan (TBM).
Pria yang juga Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Cabang Riau tersebut menambahkan, PTPN V memiliki sejumlah strategi untuk menjaga tingkat produktivitas sawit meningkat.
Selain penggunaan varietas unggul dan jenis tanaman homogen, perusahaan berupaya melakukan pengendalian hama dan penyakit, pemupukan sesuai rekomendasi, peningkatan infrastruktur dan kastrasi tepat waktu. Berikutnya penggunaan teknologi informasi serta digitalisasi juga merupakan strategi yang terus diterapkan.
"Perubahan dan perbaikan budaya akan lebih cepat dengan adanya perubahan teknologi. Akhir-akhir ini, teman-teman mungkin sedikit kapok karena dicekoki dengan beragam aplikasi digital perusahaan. Tapi percayalah, bahwa ini adalah upaya kita agar lebih efektif," ujarnya.
Sepanjang 2020 lalu, PTPN V berhasil mencatatkan kinerja terbaik sepanjang perusahaan berdiri dengan produktivitas TBS sawit mencapai 23,87 ton per hektare per tahun atau meningkat 0,81 persen dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan produktivitas tersebut berbanding lurus dengan produksi TBS yang mencapai 1,59 juta ton disepanjang 2020.
FGD ini dihadiri Senior Executive Vice President (SEVP) Operational PTPN V, Ospin Sembiring, dan Manajer Unit Kebun Sawit PTPN V Sei Intan, Azwar Batubara, berlangsung dari Kebun Sei Intan. Dengan latar belakang barisan tanaman sawit produktif, kegiatan itu juga disiarkan langsung secara virtual melalui Zoom meeting serta diikuti seluruh Direktur PTPN se-holding dan karyawan perkebunan nusantara.
Advertisement