Cerita Bos Krakatau Steel Setahun Lobi Restrukturisasi Utang Rp 2 Miliar ke Sana-sini

Krakatau Steel memangkas lebih dari setengah karyawannya. Jumlah karyawan KS tahun 2018 sebanyak 6.269 orang.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Apr 2021, 18:23 WIB
Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta PT Krakatau Steel terus menanggung rugi selama bertahun-tahun. Utang dalam dan luar negeri kian menumpuk, sementara investasi yang masuk tak banyak membantu kondisi perusahaan.

Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim mengaku butuh waktu satu tahun melobi perbankan dalam dan luar negeri terkait permohonan pengajuan restrukturisasi kredit bayar utang.

Permohonan agar perbankan bisa memberikan keringanan dan mengoptimalisasikan biaya bunga agar utang tak makin bengkak.

"Kita hampir 1 tahun menegosiasi dengan bank, baik itu bank dalam negeri maupun luar negeri," kata Silmy dalam Webinar Strategi Membangkitkan Kembali Sektor Industri di Indonesia, Jakarta, Kamis (29/4/2021).

Silmy mengaku, sejak dirinya didapuk sebagai Direktur Utama Krakatau Steel (KS) pendapatan perusahaan memang sedang turun.

Investasi yang masuk tidak menumbuhkan pendapatan yang maksimal. Bahkan, sampai tahun 2012 utang perusahaan mencapai USD 2 miliar.

Hasil negosiasi pun berbuah manis. Berbagai rencana kerja target bisnis yang diajukan KS akhirnya disetujui. Perusahaan baja ringan ini mendapatkan keringanan dan jumlah utang perusahaan akan terus membaik hingga tahun 2027 mendatang.

"Kondisi utang ini akan terus menurun sampai tahun 2027 nanti," kata dia.

Tahun 2019, Bos KS ini mulai melakukan proses digitalisasi. Semua pekerjaan dilakukan tanpa menggunakan dokumen fisik berupa kertas.

Bahkan di tahun 2020 KS meluncurkan aplikasi jual beli produk besi baja perusahaan. Meski saat ini baru bisa melayani pemesanan produk, namun platform digital ini akan dikembangkan lebih jauh lagi nantinya.

"Desember 2020 kita launching crash mart, platform digital yang kita kembangkan buat bertransaksi," kata dia.

Efisiensi juga dilakukan perusahaan. Krakatau Steel memangkas lebih dari setengah karyawannya. Jumlah karyawan KS tahun 2018 sebanyak 6.269 orang.

Tahun 2020 dikurangi menjadi 3.0330. Hingga kuartal I-2021, jumlah karyawan kembali turun menjadi 2.998.

Dia menargetkan akhir tahun ini jumlah karyawan akan berada akan turun menjadi sekitar 2.500 orang. "Di akhir tahun ini, jumlah karyawan kami bisa sekitar 2.500 orang saja," kata dia.

 


Ubah Model Bisnis

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk resmi meluncurkan logo baru perusahaan jelang hari jadinya yang ke 50 pada 31 Agustus 2020 mendatang.

Dia juga mulai mengubah bisnis model dengan menciptakan produk baja ringan dan atap baja untuk meningkatkan permintaan barang. Sebab salah satu akar masalah perusahaan karena permintaan produk yang rendah.

"Jadi di lapangan sudah ada produk baja ringan dan baja atap KS. Kita mau main di produk premium," kata dia.

Dalam bisnis ini KS tidak mengeluarkan investasi Rp 1 pun karena memaksimalkan patner kerja yang ada selama ini. Sistem pengerjaan produk pun dilakukan seusai pesanan untuk mengurangi kelebihan produk.

"Investasi kita nol, riko juga nol karena kita pakai bahan sendiri dan bekerja sama dengan pelanggan buat meningkat utilitas," katanya.

Hasilnya produk baja ringan KS laris dipasaran. Produk premium ini pun mulai merambah hingga ke pasar Eropa yang selama pandemi tidak pernah disentuh. Penetrasi penjulalan produk pun terus di genjot agar hasilnya makin optimal.

Bahkan sepanjang tahun 2020 volume penjualan mengalami peningkatan. Penjualan produk semakin baik di saat kondisi pasar menurun.

"Menariknya meksi pandemi tapi penjualan secara volume naik. Ketika market turun, kami malah bisa jual lebih baik," jelas dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya