OJK Sebut Bakal Ada Pembentukan Divisi Syariah di BP Jamsostek dan Taspen

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Hoesen menyebut, investor institusi juga banyak mencari saham dengan tema syariah.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 29 Apr 2021, 21:28 WIB
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Hadirnya pasar modal syariah membuat masyarakat lebih nyaman saat hendak melakukan investasi. Hal ini juga mendorong pertumbuhan investor retail di Indonesia.

Sejalan dengan hal tersebut, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Hoesen menyebut, investor institusi juga banyak mencari saham dengan tema syariah.

"Pembentukan indeks baru diharapkan akan diikuti dengan pembentukan produk laiinnya seperti produk investasi yang mengacu pada indeks tersebut. Hal ini juga akan lebih bermakna karena berdampak langsung dengan perkembangan pasar modal di Indonesia," kata Hoesen.

Saat ini, investor syariah hanya bisa melakukan investasi di reksa dana syariah, asuransi syariah dan dana pensiun syariah. Karena itu, OJK memiliki rencana untuk melakukan divisi syariah di beberapa lembaga.

"Terdapat juga rencana pembentukan divisi syariah atau unit syariah dari BP Jamsostek dan Taspen," ujarnya.

Hoesen juga memberikan apresiasi kepada masyarakat syariah dan Bursa Efek Indonesia (BEI) karena telah mendorong hadirnya Indeks IDX MES BUMN 17, sehingga acuan bagi penciptaan produk investasi berbasis indeks syariah bisa terbentuk.

"Kami menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada masyarakat syariah dan BEI yang telah berhasil membentuk indeks syariah baru di pasar modal Indonesia," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Indeks IDX MES-BUMN 17

Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Angka tersebut naik signifikan dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat penutupan perdagangan pada level 5.296,711 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Penghitungan Indeks IDX-MES BUMN 17 menggunakan metode Capped Free Float Adjusted Market Capitalization Weighted dengan menerapkan pembatasan bobot saham paling tinggi sebesar 20 persen yang disesuaikan pada saat evaluasi.

Indeks ini telah dihitung sejak 30 Desember 2015 dengan nilai awal 100. Evaluasi berkala atas Indeks IDX-MES BUMN 17 terdiri dari Evaluasi Mayor dan Evaluasi Minor.

Evaluasi Mayor bertujuan untuk melakukan pemilihan dan pembobotan ulang atas konstituen indeks, akan dilakukan pada akhir Mei dan November.

Sedangkan Evaluasi Minor bertujuan untuk memperbarui faktor free float serta melakukan pembatasan ulang atas bobot saham, akan dilakukan pada akhir Februari dan Agustus. Hasil evaluasi indeks akan berlaku efektif di Hari Bursa pertama pada bulan berikutnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya