Liputan6.com, Kendari - Wisata Kuliner Water Sport Kendari, tengah menjadi lokasi ngabuburit favorit Ramadan 1442 Hijriah di Kota Kendari.
Dahulu, sejak pertengahan era 90-an hingga akhir 2010, lokasi ini merupakan pusat Tempat Hiburan Malam (THM) terbesar di Kota Kendari.
Awal ramadan tahun 2021, kondisinya terlihat jauh berbeda. Tempatnya cukup luas dan strategis, berada di sisi Teluk Kendari dan jalur ramai kendaraan.
Baca Juga
Advertisement
Bekas tempat berdirinya salah satu diskotik terbesar di Kota Kendari, kini mulai berjejer lapak wisata kuliner khas Kendari dan umum.
Padahal, spot lapak-lapak berisi makanan dan minuman itu, dulu merupakan bekas beberapa cottage yang berada di bawah manajemen diskotik Taman Wisata Teluk (TWT) Kendari.
Dahulu, lokasi ini juga menjadi tempat mabuk-mabukan para pengunjung diskotik sebelum memasuki ruang dugem utama di pinggir teluk.
Salah seorang pengunjung, Hardin mengatakan, lokasi wisata Teluk Kendari ini berbeda dengan tempat lain untuk menikmati buka puasa Ramadan.
Menurutnya, lokasinya meskipun terbuka namun sejuk dan bikin betah. Selain memiliki pemandangan laut dengan deburan ombak, pengunjung bisa menikmati dari kejauhan salah satu landscape terbaik di Kota Kendari yakni Masjid Al Alam.
"Lokasi keramaiannya juga terpusat, ada panggung bebas yang ditangani event organizer. Musik tidak berbunyi di masing-masing apak, terpusat, kita jadi menikmati," kata Hardin, Kamis (29/4/2021).
Dia menambahkan, meskipun lokasinya terdiri dari lapak-lapak yang berdiri di spot luas, namun kebersihan terjaga. Selain tempat sampah yang tersedia di banyak tempat, juga pengelola sering mengimbau pengunjung agar menjaga kebersihan.
"Yang paling berbeda, dahulu katanya di sini lokasi hiburan malam. Namun, ada musala kecil yang didirikan khusus, bagi pengunjung yang tak sempat ke masjid terdekat," tambahnya.
Saat Ramadan 1442, wisata kuliner Kendari Water Sport tengah juga menjadi lokasi rangkaian kegiatan World Press Freedom Day yang digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Kendari.
Sebelumnya, sejumlah kelompok pemuda dan organisasi di Kota Kendari juga, menjadikan lokasi ini sebagai tempat berkumpul menunggu berbuka puasa Ramadan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :
Masa Lalu Water Sport Kendari
Sebelum berubah nama menjadi Water Sport Kendari, dahulu lokasi ini dikenal dengan nama Diskotik Taman Wisata Teluk (TWT), yang mulai tenar di tahun 2002. Wisata pinggir laut ini, 2 -3 hari seminggu menjadi lokasi kumpul kalangan masyarakat dari wilayah rural hingga urban.
Jauh sebelum itu, TWT sudah mulai terdengar hiruk pikuknya sebagai lokasi favorit pemburu dunia gemerlap atau dugem.
Sejak tahun 1995, seorang penulis lokal Kendari, Ishak Junaidi, pernah menceritakan soal nama STT atau Segi Tiga Teluk sebelum berubah menjadi TWT.
Saat namanya dikenal sebagai TWT, lokasi ini menjadi spot hiburan malam paling lengkap di Kota Kendari saat itu. Ada taman berkumpul dengan suasana remang-remang, ruangan utama khusus dugem, billiard dan lounge dan kamar menginap bagi pekerja.
Dikutip dari tulisan Ishak di Aurapena.blogspot.com, pamor TWT meraja hingga 2009 di Kota Kendari. Setelah itu, sebuah diskotik baru bernama Platinum Diskotik mulai mencuri perhatian. Sehingga, para crowd, istilah bagi pemuda haus hiburan saat itu, sudah memiliki pilihan menghabiskan malam di kota Kendari.
Tetapi, TWT masih tetap raja di malam Jumat dengan paket malam kadies atau ladies night. Tiap Kamis malam, TWT berjubel pengunjung, ramai minta ampun. Gadis-gadis ABG yang sehar-hari tidak pernah kelihatan, di malam Lady’s bak laron keluar sarang.
Advertisement
Hiburan Diskotek
Platinum hadir merambah pasar kalangan elit. Tiketnya saat itu, Rp100 ribu. Kehadirannya, disemat desain dan teknologi lighting scene paling anyar. Namun beberapa pengunjung menyebut lighting-nya terlalu ramai sehingga memberi efek terang.
“Diskotik mestinya dibuat gelap. Kecuali itu, Platinum sempurna,” komentar Amin, salah seorang crowd.
TWT kelihatannya tidak mengkhususkan diri dengan kelas-kelas tertentu. Ia merambah semua kalangan yang bahkan tukang becak bisa menikmati. Hiburan merakyat, tiketnya hanya Rp25.000.
“TWT bagus tapi terlalu terbuka (karena murahnya), biar tukang becak ada,” kata Lia, salah seorang pengunjung kepada penulis Aurapena.blogspot.com.
Harga murah TWT yang bisa diakses semua kalangan, kadang mesti terbayar mahal. Sejumlah insiden memakan korban jiwa, kerap terjadi di wilayah itu hanya karena persoalan sepele.
Tak jarang, kontak fisik antara aparat penjaga dan pengunjung yang sudah mabuk berat, berakhir di rumah sakit. Beberapa diantaranya, harus berakhir di rumah sakit. Paling banyak, konflik berawal dari mabuk miras, saling senggol hingga berakhir adu bacok.