Liputan6.com, Jakarta Pada 18 April lalu, aktivis Tunarungu Surya Sahetapy menjalani vaksinasi COVID-19 pertama di Rochester, AS. Ia mengatakan, ketika daftar vaksinasi, ia sempat lupa mengajukan Juru Bahasa Isyarat. Namun ternyata hal tersebut bukan masalah.
"Waktu saya vaksinasi, mereka (tenaga kesehatan) melihat saya pakai ASL (America Sign Language), mereka langsung notice. Cuma karena saya lupa mengajukan Juru Bahasa Isyarat (JBI), dan karena tidak ada JBI di sana jadi saya dapat informasi lewat IPOD menggunakan ASL Interpreter Referral Service," ujarnya di sela-sela acara virtual event Ramadan and the Daily Life of Students with Disabilities in the U.S. yang disiarkan di YouTube @america, Jumat(30/4/2021).
Advertisement
Surya menuturkan, setelah daftar untuk mendapatkan vaksinasi ternyata di kampus pun menyediakan vaksin untuk mahasiswa Tuli. Bahkan pemerintah setempat pun menyediakan dokter dan perawat yang bisa menggunakan bahasa isyarat untuk memudahkan komunikasi saat vaksinasi.
"Di Rochester mudah untuk akses bahasa isyarat. Yang melayani bahkan ada dokter tuli, perawat tuli, semua full akses ke teman Tuli. Dan semua pakai bahasa isyarat. Jadi komunikasi tidak ada masalah. Apalagi bahasa isyarat sudah masuk mata pelajaran umum anak-anak SD di sini," katanya.
Simak Video Berikut Ini:
Siap Vaksin kedua
Dalam akun instagramnya @suryasahetapy, Surya mengatakan awal vaksinasi covid-19 pertama sempat khawatir masuk ke dalam tempat vaksin. Ia ragu apakah disabilitas akan ada akses atau tidak. Tapi ternyata aksesnya begitu mudah dan sangat ramah Tuli.
"Setelah disuntik, saya tunggu 15 menit, lalu pulang dan 3 mingu lagi balik lagi kesini (untuk vaksin kedua)," pungkasnya.
Advertisement