Liputan6.com, Yogyakarta Terbentuknya dua kementerian baru yaitu Kemendikbud Ristek dan Kementerian Investasi disambut baik Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Nyarwi Ahmad.
"Ini merupakan tradisi reshuffle yang cukup baru dan bagus juga. Model reshuffle seperti juga positif untuk menjaga ritme dan kekompakan kinerja para menteri kabinet yang membantu Presiden Jokowi saat ini," katanya, Kamis (29/4/2021).
Nyarwi yang juga Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) menganggap, model reshuffle nomenklatur kali ini punya harapan capaian kinerja yang maksimal. Terutama bidang investasi, pendidikan, riset dan teknologi, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan daya beli masyarakat di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.
Baca Juga
Advertisement
"Hal ini menunjukkan kepercayaan Presiden Jokowi pada Nadiem dan Bahlil makin meningkat," katanya.
Nyarwi menyebut Nadiem Makarim, harus dapat mengelola kebijakan publik dan komunikasi publik dan tidak dipenuhi dengan kebijakan yang bisa mengundang kontroversi. Maka perlu menunjukkan kepada publik seperti apa inovasi-inovasi yang dilakukannya ke depan dalam memperkuat bidang riset dan teknologi di Indonesia.
"Ini tidak mudah tentunya, karena dia dituntut lebih mampu menumbuhkan mentalitas dan budaya riset yang produktif dan kolaboratif di kalangan para akademisi dan peneliti," ujarnya.
Nadiem juga dituntut dapat meyakinkan komunitas akademis dan peneliti untuk menghasilkan produk-produk riset yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan memiliki kemanfaatan sosial dan ekonomi bagi masyarakat luas. Terlebih untuk mendorong beragam jenis kolaborasi antara mereka dengan kalangan industri dan juga masyarakat.
"Di sini Nadiem perlu menunjukkan kepada publik inovasi paradigma apa saja yang dia miliki dalam mengelola bidang pendidikan dan kebudayaan, dan juga bidang riset dan teknologi khususnya di kalangan para pimpinan dan pengajar di perguruan tinggi di Indonesia," katanya.
Reshuffle kali ini juga kesempatan bagi Bahlil untu menunjukkan kompetensinya dalam mengelola investasi domestik dan luar negeri, agar lebih maksimal demi pertumbuhan ekonomi masyarakat. Namun, Bahlil juga memiliki tantangan dalam koordinasi dengan Kementerian lain yang menjadi indikator tingkat daya tarik investasi ke Indonesia.
"Kemampuan Bahlil dalam berkolaborasi dengan bidang-bidang kementerian terkait semacam itu sangat menentukan tingkat capaiannya dalam mendorong investor asing untuk berinvestasi di Indonesia," kata Nyarwi.
Sehingga langkah-langkah strategis lain dalam mengelola bidang investasi agar tingkat Global Competitive Index Indonesia terus meningkat. Yang tidak kalah penting adalah persepsi positif dari para investor asing tentang kemudahan berinvestasi di Indonesia juga terus menguat.
"Pola komunikasi yang baik dan alternatif kebijakan yang lebih baik perlu dirumuskan oleh Bahlil untuk mengatasi tantangan tersebut," katanya.